Selasa, 30 November 2010

Etika Profesi Bisnis

1. Contoh penerapan moral bisnis
*Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming industri energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada dari skilus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi, akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Enron disebut sebagai ”spark spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Enron meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian kolaps pada tahun 2001.
*Gap Inc, mendapat Social reporting Award. Gap melporkan kinerja dan ketaatan 3.000 pabrik pemsok di 50 negara terhdap aturan yang tela ditetapkan.
*chroma Technology Corp. Meraih Living Economy Award,perusahaan yang menerapkan konsep kepemilikan karyawan, kebijakan upah yang pantas.
*Dell Inc, memperoleh Environmental Progress Award, menawarkan jasalayanan gratis untuk mendaur ulang komputer yang eprnah dipakai perusahaan pada setiap pembelian komputer baru.
*Cliff Car Inc, menyabet General Excellence Award atas komitmennya dan konsisten terhadap pelestarian lingkungan.
*King Arthur Flour, mencapai Social Legacy Award, kerena menyerahkan kepemilikan saham 100 persen.

2. Contoh Pengendalian diri
1. Dalam Keluarga
- Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
- Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
- Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
2. Dalam Masyarakat
- Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
- Saling menghormati dan menghargai orang lain
- Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
- Mengikuti segara aturan yang berlaku dalam masyarakat
3. Dalam Lingkungan Sekolah Dan Kampus
- Patuh dan taat pada peraturan di sekolah
- Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
- Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar serta perbuatan tercela
- Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian

3. sebutkan 4 kebutuhan dasar profesi serta contoh penerapannya
a. Kredibilitas
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
b. Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
c. Kualitas Jasa
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
d. Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Kamis, 11 November 2010

Fatimah binti Rasulullah saw


Kemuliaan yang mengitari kehidupan Fatimah ra :

· Ayahnya adalah manusia terbaik yang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta. Dialah Muhammad saw.

· Ibunya adalah wanita terbaik. Dialah Khadijah ra., wanita yang pertama kali masuk islam.

· Fatimah ra. sendiri juga merupakan waita terbaik di masanya.

· Dua anaknya ( Hasan ra dan Husain ra.) adalah cucu kesayangan Rasulullah dan calon penghuni surga.

· Suaminya (Amirull mukminin Ali bin Abu Thalib ra.) adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga Allah dan Rasul-Nya sangat sayang kepadanya.

· Pamanya adalah pemimpin para syuhada yang mendapat julukan singa Allah dan singa Rasulullah. Dia-lah Hamzah bin Abdul Muthalib ra.

· Paman ayahnya adlah Abbas bin Abdul Muthalib ra. Yang kebaikan dan kedermawanannya senantiasa dikenang.

· Sepupunya adalah jaf’far bin Abu Thalib ra. Pemimpin para syhid yang menjadi simbol para mujahid

Tentu anda bisa membayangkan kepribadian orang yang diselimuti kemuliaan seperti diatas.

Kamis, 14 Oktober 2010

1. Pengertian etika
- Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral
- etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
2. Contoh etika & penerapannya di masyarakat
- ’Jangan berzina’, ’Jangan selingkuh’, ’Jangan memfitnah’ merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi ’dispensasi’
- Perintah untuk mengembalikan barang orang lain atau barang yang dipinjam dari orang lain selalu berlaku. Tidak peduli orang tersebut lupa atau tidak.
- Berbicara kotor’ tidak pernah diperbolehkan. ’Jangan berbicara kotor’ merupakan suatu norma etika. Tidak peduli orang berbicara kotor pada orang yang dikenal maupun orang tak dikenal.
-Perintah untuk mengembalikan barang orang lain atau barang yang dipinjam dari orang lain selalu berlaku. Tidak peduli orang tersebut lupa atau tidak.
3. Contoh etiket
- Seseorang yang bertamu ke rumah orang lain, harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk atau memberi salam. Dianggap melanggar etiket jika tamu langsung masuk dan duduk tanpa dipersilahkan terlebih dahulu. Atau langsung masuk rumah dan berkata “Dimana si A?” atau “Saya mencari si A”
- ’Berbicara kotor’ tidak pernah diperbolehkan. ’Jangan berbicara kotor’ merupakan suatu norma etika. Tidak peduli orang berbicara kotor pada orang yang dikenal maupun orang tak dikenal.
- Jika di restoran mewah atau perjamuan para pejabat, orang tidak diperkenankan makan dengan tangan. Dianggap melanggar etiket jika makan tidak pakai sendok dan garpu.
-Memakai pakaian terbuka bagi budaya timur tengah tidak diperbolehkan tetapi bagi budaya barat itu hal yang biasa

4. Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah sebuah teori yang diusulkan oleh David Hume untuk menjawab moralitas yang saat itu mulai diterpa badai keraguan yang besar, tetapi pada saat yang sama masih tetap sangat terpaku pada aturan2 ketat moralitas yang tidak mencerminkan perubahan2 radikal di zamannya.
Gagasan Utilitarianisme yang menyatakan bahwa ‘kebahagiaan itu adalah hal yang diinginkan dan satu-satunya tujuan yang diinginkan, semua hal lain diinginkan demi mencapai tujuan itu’ jelas mirip dengan gagasan Hedonisme. Dan Hedonisme, seperti kita tahu, adalah keyakinan klasik bahwa kenikmatan, kebahagiaan atau kesenangan adalah kebaikan tertinggi dalam kehidupan..
menurut saya Asas utilitarisme itu sering bertentangan dengan aturan2 moral yang sudah ada,karena untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan itu terkdang kita tidak m menggunakan etika dan etiket.

Rabu, 13 Oktober 2010

COBIT

PT. KERETA API INDONESIA
BERBASIS FRAMEWORK COBIT

COBIT dikembangkan sebagai suatu generally applicable and accepted standard for good Information Technology (IT) security and control practices . Istilah “ generally applicable and accepted ” digunakan secara eksplisit dalam pengertian yang sama seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Pembahasan ini mencoba memberikan suatu usulan model Tata Kelola TI untuk PT. Kereta Api (Persero) dengan mengacu kepada standar COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology).
COBIT’s “good practices” mencerminkan konsensus antar para ahli di seluruh dunia. COBIT dapat digunakan sebagai IT Governance tools, dan juga membantu perusahaan mengoptimalkan investasi TI mereka. Hal penting lainnya, COBIT dapat juga dijadikan sebagai acuan atau referensi apabila terjadi suatu kesimpang-siuran dalam penerapan teknologi.
COBIT merupakan model standar Tata Kelola TI yang telah mendapatkan pengakuan secara luas. Standar COBIT digunakan karena memiliki kompromi yang cukup baik dalam keluasan cakupan pengelolaan dan kedetilan proses-prosesnya dibandingkan dengan standar-standar lainnya. Penelitian ini difokuskan pada dua domain utama COBIT, yaitu Planning and Organisation (PO) dan Acquisition and Implementation (AI).
Untuk mengimplementsikan COBIT PT KAI pertama kita harus mengetahui visi dan misi PT KAI, Selanjutnya dilakukan identifikasi management awareness terhadap fungsi aset TI yang dimilikinya dalam mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan melalui kuesioner. Dari kedua data tersebut, maka dapat ditentukan target kematangan (expected maturity level) yang sesuai untuk PT. Kereta Api (Persero). selanjutnya dilanjutkan dengan melakukan penilaian current maturity level melalui kuesioner dan wawancara kepada responden yang terkait pengelolaan TI. Data expected dan current maturity level masing-masing proses TI kemudian dianalisis untuk melihat gap yang ada, dan selanjutnya ditentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi gap tersebut.
Dari hasil yang diketahui dari beberapa sumber yang telah diketahui, bahwa ekspektasi manajemen PT. Kereta Api (Persero) terhadap TI yang dimilikinya dalam menunjang proses bisnis perusahaan ternyata sangat tinggi. Sebanyak 94,12% proses TI COBIT pada domain PO dan AI diharapkan untuk dilakukan di PT. Kereta Api (Persero). Dengan melihat visi dan misi, tujuan perusahaan, serta target penerapan TI yang tercantum dalam Master Plan TI PT. Kereta Api (Persero), dapat disimpulkan bahwa pengelolaan TI di PT. Kereta Api (Persero) haruslah memiliki tingkat kematangan (maturity level) pada skala 4 (managed and measurable).
Pada pengukuran kematangan proses TI di PT. Kereta Api (Persero), terlihat bahwa 37,50% proses TI COBIT domain PO dan AI telah berada pada tingkat kematangan 4 (managed and measurable), dan 62,50% memiliki kematangan pada skala 3 (defined process). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar proses masih memiliki gap yang harus diatasi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi gap tersebut telah diuraikan dalam penelitian ini. Analisis gap dari level 3 ke level 4 secara umum berkisar pada proses pendefinisian kebijakan untuk seluruh aktifitas terkait TI di PT. Kereta Api (Persero) dan dilanjutkan dengan pendokumentasiannya. Proses selanjutnya adalah melakukan review secara berkala terhadap kebijakan atau prosedur yang telah disusun agar selalu sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal PT. Kereta Api (Persero).
Pengelolaan TI yang disertai perencanaan dan penetapan ukuran-ukuran yang jelas sejak awal seperti yang dibentuk dengan menggunakan standar COBIT akan memastikan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien, dan menjadikan aset TI yang dimiliki menjadi penunjang utama tercapainya visi dan misi PT. Kereta Api (Persero) yang telah ditetapkan.
Selama beberapa periode IT mampu memberikan keunggulan kompetitif
IT sama halnya dengan teknologi lain yang terlebih dahulu ada seperti mesin uap dan jalur kereta api, telegraf dan telepon serta teknologi lainnya yang disempurnakan oleh industri. Ketika ketersediaan IT meningkat dan harga turun, mereka berubah menjadi suatu komoditas/sumber daya dan tidak terlihat sebagai sebuah strategi.
Oleh karena itu hal-hal yang harus dilakukan manajemen Pt KAI antara lain:
1.Melakukan evaluasi ulang untuk menyegarkan siklus IT.
2.Menahan diri melakukan upgrade IT yang biasanya ditawarkan vendor.
3. Mengurangi pemborosan. Estimasi Computerworld bahwa sekitar 70% kapasitas penyimpanan pada jaringan berbasis Windows digunakan menampung hal-hal yang kurang penting bagi perusahaan.
4. Melakukan penundaan investasi IT hingga terbentuk standar dan best practice yang mapan.
5. Lebih agresif dalam melakukan kendali terhadap biaya dan resiko yang ditimbulkan IT disbanding keunggulannya.
6. Memantau perkembangan teknologi untuk menjadi fast-follower daripada mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menjadi first mover tetapi tidak mendapatkan keuntungan yang berarti.

Material Requirement Planning

1. Pengertian Material Requirement Planning
Pengaturan material mempunyai pengertian sebagai suatu pengaturan yang mencangkup hal- hal yang berhubungan dengan sistem persediaan yang sekaligus sistem informasinya, agar dicapai sistem pengadaan material yang tepat waktu, tepat jumlah, tepat bahan, dan tepat harga. Sistem pengaturan ini kemudian dikenal dengan perencanaan kebutuhan bahan baku atau dalam istilah asing dikenal sebagai MRP (Material Requirement Planning), (Yamit,1996).
Material Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan. (Dependent demand items). Permintaan dependent adalah komponen barang akhir-seperti bahan mentah, komponen suku cadang dan subperakitan-dimana jumlah sediaan yang dibutuhkan tergantung (dependent) terhadap jumlah permintaan item barang akhir. Contoh, dalam perencanaan produksi sepeda, permintaan dependen dari sediaan yang mungkin adalah aluminum, ban, jok, dan rantai sepeda.

2. Tujuan MRP
Suatu sistem MRP pada dasarnya bertujuan untuk merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Aksi ini sekaligus merupakan suatu pegangan untuk melakukan pembelian dan/ atau produksi.
Tujuan dari perencanaan kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut (Yamit, 1996) :
1. Menjamin tersedianya material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan untuk memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin tersedianya produk jadi bagi konsumen.
2. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum
3. Merencanakan aktifitas pengiriman, dan aktifitas pembelian

3. Prasyarat dan Asumsi dari MRP
Tujuan dari MRP untuk menghasilkan informasi persediaan yang mampu digunakan untuk mendukung melakukan tindakan secara tepat dalam melakukan produksi. Agar MRP dapat berfungsi dan dioperasionalisasikan dengan efektif ada beberapa persyaratan dan asumsi yang harus dipenuhi. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah : (Gaspersz, 1998)
a. Tersedianya Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), yaitu suatu rencana
produksi yang menetapkan jumlah serta waktu suatu produk akhir harus tersedia sesuai dengan jadwal yang harus diproduksi. Jadwal Induk Produksi ini biasanya diperoleh dari hasil peramalan kebutuhan melalui tahapan perhitungan perencanaan produksi yang baik, serta jadwal pemesanan produk dari pihak konsumen.
b. Setiap item persediaan harus mempunyai identifikasi yang khusus. Hal ini disebabkan karena biasanya MRP bekerja secara komputerisasi dimana jumlah komponen yang harus ditangani sangat banyak, maka pengklasifikasian atas bahan, bagian atas bahan, bagian komponen, perakitan setengah jadi dan produk akhir haruslah terdapat perbedaan yang jelas antara satu dengan yang lainnya.
c. Tersedianya struktur produk pada saat perencanaan. Dalam hal ini tidak diperlukan struktur produk yang memuat semua item yang terlibat dalam pembuatan suatu produk apabila itemnya sangat banyak dan proses pembuatannya sangat komplek. Walaupun demikian, yang penting struktur produk harus mampu menggambarkan secara gamblang langkah-langkah suatu produk untuk dibuat, sejak dari bahan baku sampai menjadi produk jadi.
d. Tersedianya catatan tentang persediaan untuk semua item yang menyatakan status persediaan sekarang dan yang akan datang.

Ada 4 macam yang menjadi ciri utama MRP, yaitu: (Nasution,1992)
a. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan suatu pekerjaan akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan produk yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan menentukan secara tepat sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan, dengan memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan suatu pesanan harus dilakukan.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk melaksanakan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistis. Seandainya penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan terhadap suatu pesanan harus dilakukan.

4. Input, proses, output MRP
Penggunaan MRP dimulai dengan mengestimasikan produk-produk apa saja yang dibutuhkan pada periode selanjutnya berdasarkan master production schedule. Software MRP selanjutnya menghitung waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi manufaktur, Estimasi waktu perakitan diterapkan pada setiap produk. Kemudian, sistem tersebut mengelompokkan produk dalam daftar bills of materials untuk dikembangkan oleh departemen teknik.
Sistem ini bekerja melalui proses input dan output. Proses input dimasukkan dalam software yang digunakan untuk proses output. Proses input dan output dalam MRP mencakup :
- Input MRP
Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP yaitu (Nasution,1992):
• Jadwal Induk Produksi (Master production schedule)
Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya
• Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material)
Merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi :
- Jenis komponen
- Jumlah yang dibutuhkan
- Tingkat penyusunannya
Selain ini ada juga masukan tambahan seperti :
- Pesanan komponen dari perusahaan lain yang membutuhkan
- Peramalan atas item yang bersifat tidak bergantungan.
• Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record)
Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan :
- Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory )
- Jumlah barang dipesan dan kapan akan datang (on order Inventory )
- Waktu ancang – ancang ( lead time ) dari setiap bahan.
Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam perencanaan.

- Proses MRP
Langkah - langkah dasar dalam penyusunan Proses MRP (Nasution,1992)
1. Netting (kebutuhan bersih) : Proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan.
2. Lotting (kuantitas pesanan) : Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk sebuah item, berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.
3. Offsetting (rencana pemesanan): Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan yang dihasilkan proses lotting. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan saat kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (Lead Time).
4. Exploding: Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana pemesanan.

- Output MRP
Keluaran MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu : (Gaspersz, 1998)
a. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) adalah penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
b. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk bernegosiasi dengan pemasok, dan berguna juga bagi manejer manufaktur, yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.
c. Changes to planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan) adalah yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan, pengubahan jumlah pesanan.
d. Performance Report (Laporan Penampilan) suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stock dan ukuran yang lain. Terlihat pada gambar Sistem MRP

5. Metode Penentuan Lotting dalam MRP
Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk sebuah item, berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari masing-masing periode horison perencanaan dalam MRP ( material requirment Planning).
Didalam ukuran lot ini ada beberapa pendekatan yaitu:
1. Menyeimbangkan ongkos pesan (set up cost) dan ongkos simpan.
a. Biaya pemesanan ( order cost ) adalah biaya yang dikaitkan dengan usaha untuk mendapatkan bahan atau bahan dari luar. Biaya pemesanan dapat berupa biaya penulisan pemesanan, biaya proses pemesanan, biaya materai / perangko, biaya faktur, biaya pengetesan, biaya pengawasan, dan biaya transportasi. Sifat biaya pemesanan ini adalah semakin besar frekuensi pembelian semakin besar biaya pemesanan.
b. Biaya Penyimpanan.
Komponen utama dari biaya simpan ( carrying cost ) terdiri dari :
a) Biaya Modal, meliputi : biaya yang diinvestasikan dalam persediaan, gedung, dan peralatan yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara persediaan.
b) Biaya Simpan, meliputi : biaya sewa gudang, perawatan dan perbaikan bangunan, listrik, gaji, personel keamanan, pajak atas persediaan, pajak dan asuransi peralatan, biaya penyusutan dan perbaikan peralatan. Biaya tersebut ada bersifat tetap (fixed ), variabel, maupun semi fixed atau semi variabel.
2. Menggunakan konsep jumlah pesanan tetap.
3. Dengan jumlah periode pemesanan tetap.


Terdapat 10 Alternatif teknik yang digunakan dalam menentukan ukuran Lot.
Kesepuluh teknik adalah sebagai berikut :
a. Fixed Order Quantity (FOQ)
Pendekatan menggunakankonsep jumlah pemesanan tetap karena keterbatasan akan fasilitas. Misalnya : kemampuan gudang, transportasi, kemampuan supplier dan pabrik.
b. Lot for Lot (LFL)
Pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit dengan pertimbangan minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan jumlah yang dibutuhkan.
c. Least Unit Cost (LUC)
Pendekatan menggunakan konsep pemesanan dengan ongkos unit perkecil, dimana jumlah pemesanan ataupun interval pemesanan dapat bervariasi. Keputusan untuk pemesanan didasarkan :
ongkos perunit terkecil = (ongkos pesan per unit) + (ongkos simpan per unit)
d. Economic Order Quantity (EOQ)
Pendekatan menggunakan konsep minimasi ongkos simpan dan ongkos pesan. Ukuran lot tetap berdasarkan hitungan minimasi tersebut.
e. Period Order Quantity (POQ)
Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah setahun.
f. Part Period Balancing (PPB)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot ditetapkan bila ongkos simpannya sama atau mendekati ongkos pesannya.
g. Fixed Periode Requirement (FPR)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan periode tetap, dimana pesanan dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah pesanan tidak didasarkan oleh ramalan tetapi dengan cara menggunakan penjumlahan kebutuhan bersih pada interval pemesanan dalam beberapa periode yang ditentukan.
h. Least Total Cost (LTC) :
Pendekatan menggunakan konsep ongkos total akan diminimasikan apabila untuk setiap lot dalam suatu horison perencanan hampir sama besarnya. Hal ini dapat dicapai dengan memesan ukuran lot yang memiliki ongkos simpan per unit-nya hampir sama dengan ongkos pengadaannya/ unitnya.
ongkos total = (ongkos simpan) + (ongkos pengadaan)
i. Wagner Within (WW)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan prosedur optimasi program linear, bersifat matematis. Pada prakteknya ini sulit diterapkan dalam MRP karena membutuhkan perhitungan yang rumit. Fokus utama dalam penyelesaian masalah ini adalah melakukan minimasi penggabungan ongkos total dari ongkos set-up dan ongkos simpan dan berusah agar ongkos set-up dan ongkos simpan tersebut mendekati nilai yang sama untuk kuantitas pemesanan yang dilakukan.
j. Silver Mean (SM)
Menitik beratkan pada ukuran lot yang harus dapat meminimumkan ongkos total per-periode.Dimana ukuran lot didapatkan dengan cara menjumlahkan kebutuhan beberapa periode yang berturut-turut sebagai ukuranlotyang tentatif (bersifat sementara), penjumlahan dilakukan terus sampai ongkos totalnya dibagi dengan banyaknya periode yang kebutuhannya termasuk dalam ukuran lott entatif tersebut meningkat. Besarnya ukuran lot yang sebenarnya adalah ukuran lott entatif terakhir yang ongkos total periodenya masih menurun.

6. Kelemahan MRP
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable). Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing sama untuk setiap item produk yang dibuat
Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal ini berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan kebutuhan menurut individu perusaaannya dan memungkinkan terjadinya komunikasi antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan sebelum menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung secara reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus disediakan untuk proses produksi.
MRP tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang besar perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II. MRP II adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup perencanaan kapasitas.

Selasa, 01 Juni 2010

Sumbangan Perbankan ke Perekonomian Masih Rendah

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Jakarta - Rasio kredit perbankan terhadap PDB Indonesia, idealnya bisa dikisaran 70% untuk menggerakan ekonomi dalam negeri khususnya sektor riil. Sampai akhir 2009, rasio kredit terhadap PBD baru di level 28%.

Menurut Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, rasio ketergantungan kredit perbankan Indonesia masih rendah. Jauh tertinggal dengan negara-negara Asia lain, seperti China, Korea Selatan dan Taiwan, yang masing-masing rasionya, 119%, 137% dan 175%.

Dengan rendahnya rasio yang dimiliki, maka pertumbuhan ekonomi tidak bergerak signifikan. "Indonesia idelanya bisa naik lagi di 60-70%. Namun faktor tingginya rasio ini memang lebih akibat kepastian keadilan, yang belum terlihat," papar Ichsan saat ditemui di Hotel Grand Hyaat, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (1/6/2010).

Ia menambahkan, untuk meningkatkan rasio kredit perbankan terhadap PDB, cara yang paling efektif adalah mempercepat pembangunan infrastruktur. Meskipun bukan menjadi wacana yang baru, namun langkah ini dinilai paling baik agar kontraktor dan subkontraktir dapat bergerak.

"Mereka kan nantinya memerlukan dana untuk pembangunan, dan bisa diambil dari kredit perbankan. Komoditas juga bisa mendorong kenaikan, namun kan tergantung harga komoditas dunia," jelasnya.

Ichsan pun mengingatkan, rasio kredit perbankan terhadap PDB jangan sampai mendekati level 100%. Pasalnya, ekonomi Indonesia akan sangat tergantung dari pergerakan industri perbankan.

Tidak hanya rasio kredit perbankan terhadap PDB yang rendah. Rasio kapitalisasi bursa saham juga mengalami hal yang sama, atau setara 40%.

Rasio ini masih lebih besar dari Meksiko (23%), namun jauh tertinggal dari Singapura (177%), Malaysia (95%) dan Korea Selatan (95%).

Komentar :
Perbankan adalah jantung perekonomian suatu bangsa , jadi jika suatu bangsa tersebut mempunyai perbankan yang sehat maka perekonomian bangsa tersebut akan baik. Tapi keadaan ini tidak dialami oleh bangsa Indonesia. Lembaga perbankan di Indonesia masih kurang dalam membantu pembangunan perekonomian Indonesia, hal tersebut terlihat dari masih kurangnya tingkat kredit yang diberikan bank kepada usaha kecil menengah. Saya berharap lembaga perbankan di Indonesia dapat memobilisasi pembangunan dalam sector rill, dan berlomba-lomba dalam memberikan kredit usaha kepada masyarakat usaha kecil menengah.

BI Rate dan Bunga SUN Bakal Naik di Akhir Tahun

Herdaru Purnomo - detikFinance
Jakarta - Pemerintah memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) akan mengalami kenaikan pada akhir tahun 2010. Hal tersebut akan memberikan dampak terhadap kenaikan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN).

"Kuartal IV-2010 atau di awal tahun 2011 ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, maka kalau seandainya perusahaan-perusahaan atau negara-negara yang ingin menghimpun dana internasional pasti pemilik modal akan minta return yang lebih tinggi. Itu sesuatu yang logis dan harus diantisipasi," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo usai rapat paripurna di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Selasa (01/06/2010).

Agus menjelaskan, suku bunga yang naik disebabkan karena tingkat inflasi yang akan naik. "Tahun ini malah kemungkinan akan ada penyesuaian harga listrik, jadi kita mesti siap-siap dan meyakinkan bahwa ekonomi kita terjaga dalam arti logistik bahan pokok baik, transportasi terjaga baik, infrastruktur baik sehingga peran dari inflasi bisa dikendalikan," tuturnya.

Menurutnya, saat ini tingkat bunga memang menjadi perhatian Kementerian Keuangan dan BI karena kondisi di negara Eropa. Apalagi, lanjut Agus, kondisi interbank di negara Eropa sudah mulai ketat.

"Jadi saya rasa kalau Eropa terus begini harus diwaspadai karena berdampak pada persepsi resiko dari investor dan pemilik modal dan itu bisa membuat penempatan dana di Indonesia dan negara berkembang akan harapkan return lebih tinggi," katanya.

"Kami merasa Kementerian Keuangan dan BI selalu berupaya supaya bisa tingkat bunga rata-rata bisa turun. Tapi kondisi di Indonesia di mana ada penyesuaian harga listrik membuat kita tidak terlalu optimis akan turun," imbuh Agus.

Komentar :

Saya rasa tidak seharusnya BI rate naik karena pada saat ini BI rate masih tinggi, apalagi sikap nakal bank-bank yang tidak mengikuti kebijakan – kebijakan BI, contohnya ketika pemerintah menurunkan BI rate para pihak bank tidak menurunkan tingkat BI rate , walaupun ada beberapa bank yang menurunkan tapi tidak sesuai dengan kebijakan BI.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta : Salemba Empat.
Hall, James. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Marshall B. Romney, Paul john steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta:Salemba Empat.
George H. Bodnar, William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta :
Salemba Empat.

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari pasien rawat inap pada Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah (HGA) yang terletak di JL. Raden Saleh No.42 Depok 16420. Untuk lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi, misi, strategi perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah (RS HGA) adalah sebuah rumah sakit swasta yang dikelola oleh PT Hasanah Graha Afiah yang didirikan pada tanggal 26 Juni 2002 berdasarkan akte notaris Ny. Ismiati Dwi Rahayu SH Nomor 16 yang disetujui oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C26251 HT.01.01 TH 2003 tanggal 6 November. Rumah sakit ini berawal dari sebuah Rumah Bersalin (Surat Izin Dinkes Kota Depok No. 445.5/1327/VIII-Yankes; tanggal 9 Agustus 2004) dan Balai Pengobatan Umum (Surat Izin Dinkes Kota Depok No. 445/1326/VIII-Yankes; tanggal 9 Agustus 2004) dengan pelayanan dokter umum 24 jam, poli kebidanan dan poli anak. Namun pada perkembangannya para Komisaris PT. Hasanah Graha Afiah: dr. Maman Hilman, Sp.OG; dr. Huda Hilman Sp.A; Bp. Salim Alatas dan Bp Kazim Salim sepakat untuk mengubah status operasionalnya menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak dan mendapatkan izin operasional sementara dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat No. YM.02.04.3.5.2310 pada tanggal 9 Januari 2006, pada tahun 2008 bulan Agustus mendapat izin smentara menjadi Rumah Sakit Umum.


3.1.2 VISI & MISI PERUSAHAAN
Berdirinya suatu perusahaan pasti memiliki suatu tujuan yang merupakan suatu titik tolak agi segala pemikiran dalam suatu perusahaan. Dari tujuan tersebut maka dapat dilihat suatu arah atu cara suatu perusahaan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan .
3.1.2.1 Visi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah
Menjadikan RS Hasanah Graha Afiah sebagai rumah sakit andalan keluarga Kota Depok dan sekitarnya dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya dengan harga yang terjangkau.”
3.1.2.2 Misi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah adalah:
1. Memberikan pelayanan yang menyeluruh bagi perawatan ibu dan anak secara profesional dan bertanggung jawab
2. Memberikan pelayanan yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan
3. Memberdayakan SDM secara berkesinambungan sebagai tulang punggung pelayanan dan mitra yang dapat diandalkan
4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman, bersemangat, disiplin, bertanggungjawab dan solid diantara keluarga besar RS HGA dengan menerapkan manajemen yang efisien, efektif, mandiri dan bermutu untuk kemajuan bersama.
3.1.3 Strategi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah
1. Peningkatan mutu sumber daya manusia
2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3. Pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
RS HGA dipimpin oleh seorang Direktur. Dalam operasionalnya Direktur dibantu enam orang Manajer : Manajer Pelayan Medis, Manajer Penunjang Medis, Manajer Pelayanan Umum, Manajer Sumber Daya Manusia, Manajer Marketing & Sistem Informasi, Manajer Akuntansi & Keuangan Serta Manajer Keperawatan. KOMITE MEDIS membantu manajemen dalam menentukan kebijakan medis. Masing-masing Manajer dibantu oleh unit-unit teknis sesuai dengan fungsi organisasi yang sudah ditetapkan (tergambar dalam struktur organisasi).
1. Direktur
Direktur rumah sakit HGA mempunyai tugas untuk memimpin, meyusun kebijaksanaan, membina pelaksanaan, serta mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Manajer pelayan medis
Tugas manajer pelayan medis sebagai berikut :
a. Mengawasi kegiatan – kegiatan dibidang medis.
b. Menyusun laporan pertanggung jawaban terhadap penyelenggaraan kesehatan.
c. Menyusun kebutuhan pelayanan medis.

3. Manajer penunjang medis
Tugas manajer penunjang medis sebagai berikut :
a. Mengawasi kegiatan – kegiatan penunjang medis.
b. Kegiatan pelayanan penunjang dan menjamin terlaksananya kegiatan peningkatan mutu berkelanjutan, pelaksanaan kegiatan kebijakan manajerial tentang layanan penunjang

4. Manajer pelayanan umum
Manajer pelayanan umum memiliki tugas untuk melakukan pelaksanaan dan pengawasan urusan umum.
5. Manajer sumber Daya Manusia
Tugas manajer Sumber Daya Manusia sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan.
b. Melakukan pengkajian dan pengembangan terhadap sumber daya manusia.
c. Melakukan pendidikan dan pelatihan

6. Manajer marketing & sistem informasi
a. Melakukan pengumpulan dan pengelolaan data
b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan sisitem informasi manajemen.

7. Manajer akuntansi & keuangan
Tugas manajer akuntansi & keuangan
a. Membuat dan mengumpulkan bukti – bukti transaksi sebagai dasar dibuatnya laporan kuangan.
b. Menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan selama produksi.
c. Membuat anggaran penerimaan kas dan pengeluaran kas.




Gambar 3.1
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT HGA


3.1.5 FASILITAS PELAYANAN
RS HGA mempunyai fasilitas dan peralatan dasar untuk memenuhi pelayanan yang meliputi:
1. Pelayanan Gawat Darurat dan Ambulans
2. Pelayanan Rawat Jalan
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Penunjang Medis

3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus, yaitu meneliti salah satu masalah dalam perusahaan kemudian dibandingkan dengan teoi yang ada.
Dalam melakukan tinjauan penulis menggunakan analisis deskriptif.
’’Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang’’(Moh. Nazir, 2003:54).

3.2.1 Teknik Pengumpula Data
Teknik pegumpulan data yang dilakukan yaitu:
1. Penelitian lapangan
a. Observasi
Penulis mendatangi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah dan mengamati secara lagsung aktivitas yang dilkukan Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah.
b. Wawancara
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan wawancara secara singkat dengan beberapa personil Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah guna memperoleh data primer berupa hasil penelitian mengenai sisem informasi akuntansi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah.
2. Studi kepustakaan (Library Research)
Penulis memperoleh data yang bersifat teoritis dengan cara mempelajari buku buku maupun literatur – litratur serta bahan – bahan lain yang berhubungan dan relevan dengan pokok bahasan penulisan ilmiah ini.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfugsi dengan tujuan yang sama(Ahall james, sistem informasi akuntansi, 2006:3)
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yang berinterasi untuk mencapai suatu tujuan- tujuan(romney, paul john steinbart,sistem informasi akuntansi, 2006:3)

Sistem adalah Sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2003:2).

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan ( Zaki Baridwan, 1994:3)
Dari kempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah prosedur atau susunan yang saling berhubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dan antara komponen yang satu dengan yang lain yang telah dikoordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi mencapai tujuan yang sama.


2.1.2 Sistem informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi yang berorientasi pada keputusan, untuk para manajer. Sistem informasi manajemen menyediakan berbagai informasi di luar yang berkaitan dengan data processing dalam organisasi. Sistem informasi menyadari bahwa para manajer di dalam organisasi mengunakan dan membutuhkan informasi untuk dasar pengambilan keputusan, dan bahwa sistem informasi berbasis komputer dapat menyediakan informasi kepada manajer.
Banyak organisasi yang menerapkan konsep sistem informasi manajemen untuk bidang – bidang fungsional tertentu dalam organisasi, seperti sistem pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia.
Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi produksi adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk diguakan oleh fungsi sumber daya manusia ( yaitu fungsi kepegawaian). Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.

2.1.3 Sistem informasi Akuntansi
2.1.3.1 Pengertian sistem informasi akuntansi
’’An acconting information system(AIS) is a system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers’’(romney, 2006:6).
’’Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi’’(george H. Bodnar, william S. Hopwood, sistem informasi akuntansi, 2003:1)
‘’Sistem informasi akuntansi adalah seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi yang berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan memproses data’’(Midjan, Azhar susanto, sistem informasi akuntansi, 2003:11)
Berdasarkan ketiga definisi diatas, pengertian sistem informasi akuntansi dapat disimpulkan sebagai seperangkat sumber daya manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi yang berkewajiban dalam pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan yang berguna sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

2.1.3.2 Unsur – unsur sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:3) yaitu :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yag dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Inftrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam hal pengambilan keputusan, sistem informasi harus meliputi aktifitas :
1. Mengumpulkan data transaksi dan data lainya, kemudian memasukkan data ke dalam sistem informasi akuntansi.
2. Memproses data.
3. Menyimpan data untuk keuntungan di masa yang akan datang.
4. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh pengguna, guna untuk menyusun suatu laporan keuangan.
5. Mengendalikan keseluruhan proses sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat diandalkan.

2.1.3.3 Fungsi mendasar sistem informasi akuntansi
Dalam sistem informasi akuntansi ada tiga fungsi mendasar yaitu : (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:3)
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas-aktiviatass tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yag berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal- hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
2.1.3.4 Tujuan Pengembangan Sistem informasi Akuntansi
Tujuan sistem informasi akuntansi (M. Fakhri, 2004:5) adalah
1. Untuk mendukung operasi harian
Dalam beroperasi setiap hari, perusahaan melakukan sejumlah peristiwa bisnis yang disebut transaksi. Transaksi ini menunjukkan adanya pertukaran yang bernilai ekonomis. Transaksi diproses oleh media sistem pemrosesan transaksi(transaction processing system/TPS) yang merupakan subsistem dari sistem informasi akuntansi. Setiap TPS melakukan tahap-tahap tertentu ssuai desain sistem. Denagn adanya sistem informasi akuntansi diharapkan dapat melancarkan operasi yang dijalankan perusahaan.
2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern perusahaan
Keputusan harus dibuat oleh perusahaan untuk merencanakan dan mengendalikan jalannya perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pemrosesan informasi, melalui transaksi yang diproses.
3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan
Dengan sistem informasi akuntansi diharapkan mendapatkan informasi yang akan membantu perusahaan untuk mengelola aktivitas kegiatannya seefektif dan seefisien mungkin.

2.1.3.4 Sistem Akuntansi Informasi Dalam Perusahaan Manufaktur
Kegiatan pokok perusahaan manufaktur terdiri dari : desain dan pengembangan produk pengelolaan bahan baku menjadi produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli. Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan, umumnya dirancang sistem akuntansi yang terdiri dari: (Mulyadi, 2003:15 ).
1. Sistem akuntansi pokok
Sistem akuntansi pokok merupakan organisasi formulir, catatan, dan laporan. Sistem akuntansi dalam perusahaan manufaktur terdiri atas formulir atau dokumen(business papers, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan. Unsur-unsur sistem akuntansi ini diranncang oleh manajemen untuk menyajikan informasi keeuangan bagi kepentingan pengelolaan perusahaan dan pertanggung jawaban keuangan kepada pihak luar perusahaan ( seperti investor, kreditur, dan kantor pelayanan pajak).
2. Sistem akuntansi piutang
Sistem akuntansi piutang dirancang untuk mencatatat transaksi terjadinya piutanng dan berkurangnya piutang. Terjadinya piutang berasal dari penjualan kredit dan berkurangnya berasal dari transaksi retur penjualan dan penerimaan kass dari piutang. Transaksi berkurangnya piutang yang timbul dari transaksi penerimaan kas dari piutang dikelompokkan dalam sistem akuntansi kas.
3. Sistem akuntansi utang
Sistem akuntansi utang dirancang untuk mencatat transaksi terjadinya utang dan berkurangnya utang. Terjadinya utang berasal dari transaksi pembelian kredit dan berkurangnya utang berasal dari transaksi retur pembelian dan pelunasan utang. Transaksi pelunasan utang dikelompokkan ke dalam sistem akuntansi kas
4. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan
Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya.
5. Sistem akuntansi biaya
Sistem akuntansi biaya dirancang untuk pengendalian produksi dan pengendalian biaya.sistem ini terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
- Prosedur order produksi
- Prosedur pengumpulan biaya produksi dan non produksi
6. Sistem akuntansi kas
Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas. Sistem ini terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
- Prosedur penerimaan kas
- Prosedur pengeluaran kas
- Prosedur dana kas kecil
7. Sistem akuntansi persediaan
Sistem akuntansi persediaan dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan mutasi persediaan yang disimpan di gudang.
8. Sistem akuntansi aktiva tetap
Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan mutasi aktiva tetap. sistem ini terdiri dari jaringan prosedur brikut ini :
- Prosedur pengadaan aktiva tetap
- Prosedur penghetiaan pemakaian aktiva tetap
- Prosedur depresiasi aktiva
- Prosedur penempatan aktiva tetap

2.1.3.5 Sistem informasi akuntansi bagi perusahaan not profit
Kebutuhan sistem informasi akuntansi yang memadai bagi sebuah perusahaan not profit memiliki perbedaan dengan perusahaan yang brtujuan laba. Perbedaan ini nampak pada laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan. Laporan yang dihasilkan lebih mengarah pada evaluasi performa kerja yang diukur bukan dari profit perusahaan, tapi lebih mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan dana sesuai dengan angaran atau tidak. Untuk itu dalam sistem informasi akuntansinya tidak didefinisikan secara khusus tentang siklus pendapatan dan pengeluaran bagi perusahaan non profit.
Secara umum perusahaan – perusahaan dikelompokkan berdasarkan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan penerimaan pengeluaran dan sumber daya.siklus penerimaan mencakup pencatatan seluruh transaksi hingga menghasilkan laporan penerimaan kas. Siklus pengeluaran meliputi pencatatan terhadap pengeluaran dan transaksi persediaan. Sedangkan transaksi yang berhubungan dengan sumber daya manusia adalah aktifitas penggajian(moscove, 1997). Sedangkan menurut (Romney, 2006) ada 2 siklus lain yang termasuk dalam sistem informasi akuntansi selain dari 3 siklus diatas yaitu siklus produksi dan siklus pelaporan keuangan.
Perusahaan non profit adalah sebuah organisasi yang memiliki 3 karakteristik yang berbeda dengan usaha bisnis lainnya. 3 karakteristik tersebut adalah : 1) Adanya kontribusi sumber daya dari penyandang dana yang tidak mengharapkan adanya pengembalian sebanding. 2) operasional perusahaan tidak bertujuan menyediakan barang tau jasa dengan maksud laba. 3) tidak adanya kepentingan pemilik seperti perusahaan pada umumnya (Wilson, 2004).
Sektor non profit meliputi : 1) Healt care, termasuk di dalamnya Rumah sakit, klinik, healt care center, dan fasilitas spesial lain. 2) Education, termasuk di dalamnya antara lain Sekolah dasar, Sekolah menengah, Sekolah mengah umum, perpustakaan, universitas dan pelayanan lain yang berhubungan dengan pendidikan. 3) social and legal services, antara lain individual and family sosial services, housing, pelatihan pekerja dan lembaga rehabilitasi, day care, dan tindakan – tindakan legallain yang berhubungan dengan pelayanan sosial. 4) civic and social, termasuk organisasi pengacara, organisasi HAM, dan organisasi masyarakat lain. 5) Art and culture, termasuk orchestras, theatre groups, museums, art gallries, botanical and zoological garden ( Alceste, 1996).
2.1.3.6 sistem informasi Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2003:500)
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang( mulyadi,2003)

1. Penerimaan kas dari penjualan tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang yang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian di serahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan jasa berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas. (Mulyadi, 2003:455)

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalalm tiga prosedur adalah:

1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan kas dari over-the counter sale dengan langkah pembeli memesan barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di Bagian Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran dari Pembeli dapat berupa uang tunai, cek pribadi atau kartu kredit; Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
2. Penerimaan Kas dari COS Sales
Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.
Prosedur yang dilaksanakan COD Sales adalah Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos; Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD Sales di kantor pos; Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD Sales sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima; Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD Sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD Sales; Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD Sales dan pembeli memperoleh barang yang telah dipesan; Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD Sales telah dilaksanakan. Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD Sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari pembeli..
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale
Credit Card merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam over-the counter sales maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam Over-the Counter Sale, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang.
Kartu kredit dapat digolongkan menjadi Kartu Kredit Bank (Bank Cards), Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards), dan Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards).

a. Kartu Kredit Bank (Bank Cards)
Kartu Kredit Bank yang banyak beredar adalah Visa dan Master Card, yang secara sengaja memperoleh kredit dari bank. Perusahaan yang menerima pembayaran dengan kartu ini dapat memperoleh uang tunai dari bank dengan menukarkan Copy Credit Card Sales Slip ke bank yang bersangkutan. Bank setiap bulan sekali menagih pemegang kartu kredit, yang telah digunakan untuk transaksi pembelian dalam jangka waktu sebulan sebelumnya.

b. Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards)
Kartu Kredit Perusahaan ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para pelanggannya, pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang telah menerbitkannya. Penagihan harga barang yang telah dibeli oleh perusahaan dilakukan pada akhir bulan atau tanggal tertentu, penjualan melalui kartu ini pada dasarnya merupakan kredit.

c. Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards)
American Express, Diner’s Club, dan Cartel Blance termasuk dalam Travel and Entertainment Club, yang pada umumnya digunakan dalam bisnis restaurant, hotel, dan motel. Perusahaan penjual barang
menguangkan Credit Card Sales, slip dari transaksi penjualannya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Jurnal untuk mencatat penjualan dengan menerima kartu kredit jenis ini tidak berbeda dengan jurnal penjualan dengan menerima kartu kredit bank.
Credit Card Sale adalah transaksi penjualan tunai (yang merupakan bentuk lain Over-the Counter Sale) yang pembeli melakukan dengan menggunakan kartu kredit.


2. Penerimaan kas dari piutang
Berdasarkan Pedoman Akuntansi Rumah Sakit, Piutang pada entitas Rumah Sakit (Hospital Entity) dikelompokkan menjadi :
1. (Service Receivable) Piutang Pelayanan , yang dibagi lagi menjadi
a. (Social security receivables) Piutang Jaminan Sosial
b. ( Company’s insurance receiveable) Piutang Jaminan Perusahaan
c. (Insurance receivables) Piutang Asuransi.
d. (Individual insurance receivables) Piutang jaminan perorangan
e. (Patient Receivable) Piutang pasien dalam perawatan
Account Receivable / Piutang diatas diakui (recognized ) setelah selesainya pemberian pelayanan kepada pasien kecuali untuk poin e. Untuk poin e Piutang diakui pada saat jasa telah diberikan.
2. (Other Receiveable) Piutang Lain-lain
a. (Employee Receivable) Piutang pegawai/karyawan
b. (Lease Receivable) Piutang sewa (ruang/tempat dan fasilitas)
Siklus penerimaan kas sangat penting bagi perusahaan karena :
Pertama, Siklus penerimaan kas mendukung rutinitas kerja departemen yaitu mengambil, mencatat, dan menghubungkan hasil data yang merupakan hasil dari tagihan ke customer, mengatur akun customer, dan mengumpulkan jumlah kewajiban dari customer.
Kedua, siklus penerimaan kas mendukung proses pemecahan masalah seperti mengatur fungsi pengendalian dan perbendaharaan.
Ketiga , siklus penerimaan kas mendukung pembuatan laporan eksternal dan internal.
Penerimaan kas mempunyai posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi. Suatu organisasi membutuhkan suatu proses penagihan yang cepat, diikuti dengan pemantauan piutang dan proses pengumpulan kas yang cepat untuk mengubah pemberian jasa menjadi pedapatan dalam jangka waktu tertentu.

2.1.4 Pencatatan Akuntansi Penerimaan kas
2.1.4.1 Pencatatan Akuntansi Penerimaan Kas Rawat Inap Untuk Pasien Non Panel
· Pada saat pasien mendaftar
Piutang sementara xxx
Pendapatan administrasi xxx
· Pada saat pasien membayar uang muka
Kas xxx
Uang muka pasien xxx
· Pada saat pasien perawatan
Piutang perawatan xxx
Pendapatan obat/farmasi xxx
Pendapatan penunjang – radiologi xxx
Pendapatan penunjang – laboratorium xxx
Pendapatan jasa medis xxx
Pendapatan sewa kamar xxx
· Pada saat pasien pulang
- Jika dibayar Tunai
Uang muka xxx
Piutang sementara xxx
* untuk mengakui uang muka sebagai pelunasan piutang oleh pasien
Kas xxx
Piutang perawatan xxx
* untuk mencatat sisa total biaya perawatan setelah dikurangi uang muka


2.1.4.2 Pencatatan Akuntansi penerimaan kas Rawat Inap untuk Pasien panel
· Pada saat pasien mendaftar
Piutang jaminan sosial/asuransi/perorangan xxx
Pendapatan administrasi xxx
· Pada saat pasien perawatan
Piutang perawatan xxx
Pendapatan obat/farmasi xxx
Pendapatan penunjang – radiologi xxx
Pendapatan penunjang – laboratorium xxx
Pendapatan jasa medis xxx
Pendapatan sewa kamar xxx
· Pada saat pasien pulang
- Jaminan sosial
Piutang jaminan sosial xxx
Piutang perawatan xxx
- Jaminan perusahaan
Piutang jaminan prusahaan xxx
Piutang perawatan xxx

- Jaminan asuransi
Piutang jaminan asuransi xxx
Piutang perawatan xxx
- Jaminan perorangan
Piutang jaminan perorangan xxx
Piutang perawatan xxx
2.1.3.4 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Pelayanan Jasa Kesehatan Masyarakat
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pelayanan jasa kesehatan masyarakat adalah :
1. Fungsi Bagian Pendaftaran
Dalam sistem akuntansi, Fungsi pendaftaran bertanggung jawab untuk menerima pasien. Apabila pasien tersebut belum pernah menjadi pasien di rumah sakit maka data pribadi pasien yang bersangkutan dicatat dan diberi nomor registrasi baru yang unik. Sedangkan apabila pasien tersebut bukan pasien baru maka detil data pribadi tidak perlu dicatat lagi. Data-data ini menjadi bagian dari data medical record pasien yang bersangkutan. Setelah dicatat data pribadinya, pasien ditanya keluhannya untuk diputuskan diarahkan ke unit pelayanan yang mana. Data medical record untuk dokter melalui perawat kemudian diarsip tetap, dan faktur pembyaran lalu surat pengantar untuk bagian pembayaran.
2. Fungsi dokter
Dokter bertanggung jawab untuk mencatat keluhan pasien pada kartu catatan medis dengan melakukan diagnosa kepada pasien untuk dibuatkan surat pengantar untuk pasien.



3. Fungsi pembayaran dan pengambilan obat
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima pembayaran dan pengmbillan obat melalui surat pengantar yang dicocokkan dengan faktur pembayaran dari dokter.
Fungsi keuangan
Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk mengelola keuangan yang ada dari faktur pembayaran dan bukti setoran lainnya yang kemudian disetorkan kepada bagian akuntansi.
4. Fungsi akuntansi
Bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan uang, fungsi pencatat uang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi yang terjadi kedalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan untuk kepentingan dokumen.

2.2 Alat Analisis
2.2.1 Flowchart
Bagan alir (Flowchart) adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:191)
Flowchart menggunakan seperangkat simbol untuk mengambarkan prosedur pemrosesan transaksi yang dipakai oleh perusahaan dan arus data yang melalui sistem.

Simbol flowchart dibagi menjadi 4 simbol, yaitu : (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:198)
1. Simbol input/output, menggambarkan media/perangkat yang menydiakan input atau mencatat output dari suatu proses.
2. Simbol proses, menunjukkan peralatan yang digunakan untuk memproses data atau untuk menandakan bahwa pemrosesan telah diselesaikan secara manual.
3. Simbol penyimpanan, menggambarkan peralatan untuk menyimpan data yang tidak sedang di gunakan oleh sistem.
4. Simbol alir dan lain-lain, menggambarkan aliran data dan barang serta operasi-operasi lain.

Gambar 2.1. simbol input/output flowchart
Simbol Nama Keterangan
Dokumen Sebagai formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.
Dokumen dan tembusanya Digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusanya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.
Catatan Untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.







Gambar 2.2. simbol proses flowchart
Simbol Nama keterangan
Proses komputer Sebagai fungsi pemrosesan oleh komputer, biasanya menghasilkan perubahan data atau informasi
Operasional manual Pemrosesan operasional secara manual






Gambar 2.3. simbol penyimpanan flowchart
Simbol Nama Keterangan
Magnetik disc Data disimpan secara Permanen pada magnetik disc, digunakan untuk file- file utama (master)
File File dokumen secara manual Disimpan dan dibuka kembali, berdasarkanN= Nomor A = Alphabet T = Tanggal
Pita magnetik Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik
On–line storage Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line(didalam memory komputer


simbol Nama Keterangan
Aliran dokumen dan proses arah aliran dokumen dan proses, aliran normal adalah ke bawah dan ke kanan
Obyek fisik Obyek fisik berupa barang
Hubungan komunikasi Pengiriman data dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jalur komunikasi
Keputusan Tahap pembuatan keputusan, digunakan dalam flowchart program komputer
Catatan keterangan Tambahan komentar atau penjelasan
Penghubung pada halaman berbeda ( off-page connector) Menggambarkan bagan alir suatu sistem akunntansi dierlukan lebih dari satu halaman.
Pengubung pada halaman yang sama ( one-page connector) Simbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi pada halaman yang sama

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan dan kemajuan diberbagai bidang membawa dampak yang luas dalam semua aspek kehidupan. Tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Dengan peningkatan taraf hidup (sosial ekonomi) masyarakat yang disertai dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya ilmu pengetahuan terutama dibidang kedokteran menyebabkan tuntutan masyarakat akan kuantitas dan kualitas dari pelayanan kesehatan di Rumah sakit semakin besar. Untuk itu Rumah sakit harus mampu memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.
Rumah sakit sebagai badan usaha yang memiliki fungsi sosial (nirlaba) tetap membutuhkan akuntansi untuk pencatatan atas aktiva yang dimiliki dan kegiatan operasional yang dilaksanakannya. Salah satu faktor yang dapat memajukan atau mengembangkan perusahaan adalah sistem informasi akuntansi yang digunakan, Sistem informasi akuntansi yang andal sangat diperlukan dalam memelihara dan menjaga aset yang dimiliki oleh suatu badan usaha, Oleh karena itu perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansinya.
Kebutuhan akan informasi keuangan pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi keuangan yang didapatkan untuk kegiatan bisnis adalah sebagai dasar dari pengambilan keputusan dengan adanya sistem informasi akuntansi, penyajian informasi keuangan yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan cepat di dapat, tepat waktu, akurat, dan relevan.
Peranan sistem informasi akuntansi sangat besar bagi perusahaan karena merubah dari pencatatan transaksi yang “kurang tertib” menjadi pencatatan yang “sistemik” (akuntabel). Sistem informasi akuntansi dapat merepresentasikan semua informasi yang bersifat keuangan selama perusahaan tersebut berjalan. Penggunaan bagan alur berupa flowcart dalam merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai alat bantu dasar dalam membangun sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan.
Hal - hal tersebut diatas perlu menjadi perhatian Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah sebagai pelayan kesehatan masyarakat yang telah mengabdi sejak tahun 2002. Sistem pencatatan akuntansi Penerimaan kas dari pasien rawat inap harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar tidak terjadi “penyelewengan”. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang memadai untuk dapat mengawasi seluruh proses penerimaan kas dari pasien rawat inap
Berdasarkan dari uraian- uraian sebelumnya dapat kita ketahui tentang betapa pentingnya sistem informasi akuntansi bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu dalam penulisan ilmiah ini penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan mengambil judul “ SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT HASANAH GRAHA AFIAH ”

1.2 Rumusan Masalah
Adapun pokok permasalahan yang menjadi rumusan oleh penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang diterapkan oleh Rumah sakit Hasanah Graha Afiah?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk pencatatan transaksi penerimaan kas pasien rawat inap model non panel ?
3. Bagaimana perlakukan akuntansi untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari pasien rawat inap model panel ?

1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan pada
1. Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap model panel.
2. Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap model non panel.
3. Dengan menggunakan bagan alir dokumen (flowchart).

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang digunakan oleh Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah.
2. Ingin mengetahui perlakuan akuntansi untuk transaksi penerimaan kas dari pasien rawat inap.

1.5 Manfaat Penelitian
Melalui hasil – hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi :
1. Bagi penulis
Menambah wawasan serta pengetahuan dalam mendalami perlakuan akuntansi untuk transaksi penerimaan kas dari pasien rawat inap, serta menambah pemahaman tentang sistem informasi akuntansi.
2. Bagi Rumah sakit
Penulisan ilmiah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi Rumah sakit sebagai masukan atau rujukan dalam menentukan sistem inforrmasi akuntansi dan perlakuan akuntansi berdasarkan PSAK.

1.6 Metode Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode :
1. Penelitian lapangan ( Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data langsung dari objek yang dipilih, mengadakan pengamatan dengan menganalisis objek secara langsung serta mengadakan wawancara dengan pihak manajemen keuangan untuk mendapatkan data yang terkait dengan penulisan ilmiah ini.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis memperoleh data yang bersifat teoritis dengan cara mempelajari buku buku maupaun literatur – litratur serta bahan – bahan lain yang berhubungan dan relevan dengan pokok bahasan penulisan ilmiah ini.

1.7 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini adalah :
1. Data Primer
Adalah data yang dikumpulkan sendiri langsung melalui objeknya. Data tersebut hanya terbatas dan untuk memperolehnya penulis melakukan riset atau penelitian secara langsung ke Rumah sakit , serta mengadakan wawancara kepada pihak manajemen Rumah sakit.
2. Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dari sumber lain diluar data primer seperti buku – buku, diktat – diktat, bahan – bahan lain yang relevan dengan topik penulisan ilmiah.

1.8 Sistematka Penulisan
Penulisan ilmiah ini disajikan dalam lima bab, secara garis besar berisi hal – hal sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menggunakan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, sumber data, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menggunakan tentang dasar – dasar teori dari berbagai sumber yang terkait dengan topik penulisan ilmiah dan dijadikan bahan acuan dalam membahas masalah – masalah yang ada meliputi
BAB III : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, strukur organisasi dan kegiatan usaha, serta kegiatan operasional Rumah sakit Hasanah Graha Afiah (HGA)
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan bagaimana sisitem informasi akuntansi penerimaan kas dari pasien rawat inap Rumah sakit Hasanah Graha Afiah (HGA), serta perlakuan pencatatan akuntansinya.
BAB V : PENUTUP
Setelah membahas permasalahan yang ada, penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan dari hasil analisa pembahasan dan saran- saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dan pembaca.

Jumat, 07 Mei 2010

Pengertian Akuntansi Penerimaan Kas

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
1. Penerimaan kas tunai
2. Penerimaan kas dari piutang
Berdasarkan Pedoman Akuntansi Rumah Sakit, Piutang pada entitas Rumah Sakit (Hospital Entity) dikelompokkan menjadi :
1. (Service Receivable) Piutang Pelayanan , yang dibagi lagi menjadi
a. (Social security receivables) Piutang Jaminan Sosial
b. ( Company’s insurance receiveable) Piutang Jaminan Perusahaan
c. (Insurance receivables) Piutang Asuransi.
d. (Individual insurance receivables) Piutang jaminan perorangan
e. (Patient Receivable) Piutang pasien dalam perawatan
Account Receivable / Piutang diatas diakui (recognized ) setelah selesainya pemberian pelayanan kepada pasien kecuali untuk poin e. Untuk poin e Piutang diakui pada saat jasa telah diberikan.
2. (Other Receiveable) Piutang Lain-lain
a. (Employee Receivable) Piutang pegawai/karyawan
b. (Lease Receivable) Piutang sewa (ruang/tempat dan fasilitas)

Pencatatan Akuntansi
• Pada saat pasien mendaftar
Piutang sementara xxx
Pendapatan administrasi xxx
• Pada saat pasien membayar uang muka
Kas xxx
Uang muka pasien xxx
• Pada saat pasien perawatan
Piutang perawatan xxx
Pendapatan obat/farmasi xxx
Pendapatan penunjang – radiologi xxx
Pendapatan penunjang – laboratorium xxx
Pendapatan jasa medis xxx
• Pada saat pasien pulang
- Jika dibayar Tunai
Uang muka xxx
Piutang sementara xxx
* untuk mengakui uang muka sebagai pelunasan piutang oleh pasien
Kas xxx
Piutang perawatan xxx
* untuk mencatat sisa total biaya perawatan setelah dikurangi uang muka
Piutang jaminan sosial xxx
Piutang perawatan xxx
Piutang jaminan prusahaan xxx
Piutang perawatan xxx
Piutang jaminan asuransi xxx
Piutang perawatan xxx
Piutang jaminan perorangan xxx
Piutang perawatan xxx

Pengertian Sistem
Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfugsi dengan tujuan yang sama(Ahall james, sistem informasi akuntansi, 2006:3)
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yag berinterasi untuk mencapai suatu tujuan- tujuan(romney, paul johnsteinbart,sistem informasi akuntansi, 2006.

Pengertian Sistem Akuntansi
sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna guna memudahkan pengelolaan perusahaan.(mulyadi. Sistem Akuntansi.2001:3)


Perbedaan Pengertian Sistem dan Prosedur
Menurut w. Greald Cole yang dikutip oleh Zaki Baridwan (1994:3) sistem adalah suatu kerangka dari prosedur – prosdur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.
Sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian – bagian (disebut subsistem) yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu (Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi, 1994, hal.4).
Sistem adalah suatu jaringan komputer yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan ( Mulyadi, Sistem Akuntansi, 2001, hal.5).
Sedangkan pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadiberulang – ulang.

Tujuan Pengembangan Sistem Akuntansi
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.
2. Untuk memperabaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai peranggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Sabtu, 17 April 2010

SILOGISME

A. Silogisme kategorial
Contoh
1. - Semua siswa yang duduk di kelas 3 SMU akan mengikuti ujian nasional
- Ani siswa kelas 3 SMU
- Ani akan mengikuti ujian Nasional
2. - Semua mahasiswa kelas 3EB01 mengikuti pratikum myob
- Ani mahasiswa kelas 3EB01
- Ani mengikuti pratikum myob
3. - Semua penyanyi memiliki suara yang merdu
- Ani seorang penyanyi
- Ani memiliki suara yang merdu
B Silogisme hipotesis
Contoh
1. - Jika tidak membawa KTM maka saya tidak boleh meminjam buku
- Saya tidak membawa KTM
- Saya tidak boleh meminjam buku


2. - Jika ayah bekerja maka ayah mendapatkan uang
- Ayah bekerja
- Ayah mendapatkan uang
3. - Jika saya mempunyai uang maka saya akan membeli buku
- saya mempunyai uang
- saya akan membeli buku

B. Silogisme alternatif
Contoh
1. – Tomat adalah buah atau sayuran
- Tomat adalah buah
– Tomat bukan sayuran
2. – Eko patrio seorang artis atau politikus
– Eko patrio seorang artis
– Eko patrio bukan politikus
3. – Taufik Hidayat seorang artis atau atlet bulu tangkis
– Taufik hidayat seorang atlet bulu tangkis
– Taufik hidayat bukan artis

C. Silogisme entimen
Contoh
1. - Ani seorang siswa kelas 3 SMU, Ani akan mengikuti ujian nasional
2. - Ovi seorang sarjana, Ovi orang yang cerdas
3. - Ani seorang penyanyi, Ani memiliki suara yang merdu

Laporan keuangan Segmental

Laporan keuangan segmen
Diversifikasi usaha mengandung sejumlah keuntungan dan resiko. Pertumbuhan usaha yang baik seringkali mendorong terjadinya diversifikasi baik secara intern maupun ekstern melalui penggabungan uasaha.
Perlunya laporan segmen
Sejak tahun 1969, informasi segmental harus disertakan pada laporan tertentu yang disampaikan kepada (Bapepam Amerika Serikat). Dewasa ini, tuntutan utama untuk pelaporan informasi segmen trdapat pada FASB Statement No.14. umumnya, suatu perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan infomasi segmen apabila perusahaan tersebut menerbitkan satu set lengkap laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan pada akhir tahun fiskal dan hasil-hasil operasi selama satu tahun tersebut sesuai prinsip-prinsip akutansi yang berlaku. Dalam statement No. 21, FASB membebaskan perusahaan nonpublik dari kewajiban menyampaikan pelaporan segmen tersebut. Juga, apabila laporan keuangan suatu perusahaan disajikan pada laporan keuangan perusahaan lain ( yakni perusahaan pelapor utama ) dan sejumlah syarat pembatas lainnya dipenuhi, FASB Statement No. 24 meniadakan keharusan untuk menyajikan laporan keuangan segmen tersebut (kecuali untuk perusahaan pelapor utama). Akhirnya statment No. 18 menyatakan bahwa laporan keuangan interim tidak perlu menyajikan laporan segmen.
Mengindentifikasi segmen yang signifikan dari suatu peusahaan
Ada beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan guna menghasilkan informasi yang signifikan kepad ainvestor. Tiga alternatif yang penting adalah (1) divisi geografis, (2) divisi lini produk atau industrial, dan (3) divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen.
FASB statement No.14 mengharapakn penyajian informasi untuk masing-masing ketiga hal berikut:
a. Operasi perusahaan pada industri yang berbeda-beda
b. Operasi luar negeri dan penjualan ekspor
c. Pelanggan utama
Jika penjualan eksport dan operasi domestik signifikan jumlahnya, maka kedua hal tersebut harus dilaporkan secara agregat dan rinci menurut wilayah-wilayah. Penjualan semacam itu dinilai signifikan jika jumlahnya mencapai 10 persen atau lebih dari penjualan konsolidasi.
Operasi luar negeri adalah operasi yang berlokasi di negara asing dan menghasilkan pendapatan dari penjualan kepada pelanggan nonafiliasi atau dari penjualan intraperusahaan atau semata-mata dari transfer diantara wilayah-wilayah yang ada. Statement No. 14 menunjukkan bahwa wilayah geografis di negara asing bisa teerdiri dari satu atau beberapa negara dan mengharuskan bahwa informasi terpisah disajikan untuk setiap wilayah yang signifikan serta informasi agregat untuk wilayah-wilayah yang tidak signifikan. Berdasarkan definisi-definisi ini, statment No. 14 mengharuskan bahwa untuk operasi domestik dan luar negeri, informasi berikut harus disajikan :
1. Penjualan ke pelanggan nonafiliasi
2. Penjualan intraperusahaan dan transfer di antara wilayah-wilayah
3. Keuntungan (kerugian) operasi atau laba bersih atau ukuran profitabilitas lainnya di antara laba rugi operasi dan laba bersih
4. Aktiva yang dapat diindentifikasi
Selain jenis informasi diatas, FASB statment No. 14 mengharapkan adanya sistem pelaporan segmental berdasarkan segmentasi industri dari entitas. Penjualan kepada pelangan nonafiliasi dan penjualan atau transfer ke segmen industri lainnya perlu dilaporkan, begitu juga halnya dengan dengan keuntungan dan kerugian operasi serta aktiva yang dapat diidentifikasi.
Untuk mngindentifikasi segmen-segmen industri dari suatu perusahaan, kita perlu mengelompokkan berbagai produk dan jasanya menurut lini industri. Definisi ‘’segmen industri’’ mensyratkan bahwa penjualannya harus diutamakan kepada pelanggan nonafiliasi. Dalam mengidentifikasikan segmen-segmen, kita perlu memeperhatikan sifat dari produk yang diproduksi, keadaan proses produksi,dan pasar serta metode-metode pemasaran yang dilakukan untuk menjual produk tersebut

Penetapan Harga Transfer Antarsegmen
Masalah penting yang harus dipecahkan sehubungan dengan pelaporan segmental adalah penetapan harga atas barang dan jasa yang ditransfer di antara segmen-segmen suatu perusahaan. Apabila transfer di antara segmen-segmen terjadi, keuntungan yang dilaporkan oleh baik segmen pejual maupun segmen pembeli dipengaruhi langsung oleh harga transfer yang dibebankan.
Pasar yang ideal untuk menetapkan harga pasar adalah harga pasar yang independen untuk barang dan jasa yang sama dalam situasi pasar persaingan sempurna
Mengalokasi biaya bersama dan mengukur profitabilitas segmen
Alokasi biaya bersama kepada segmen-segmen pelaor terhambat oleh dua tujuan yang saling bertentangan. Di satu pihak, dasar alokasi seharusnya tidak bersifat arbitrer (dibuat-buat). Di pihak lain, salah satu tujuan utama pelaporan segmen adalah menyajikan inforamsi sehubungan dengan kontribusi setiap segmen kepada profitabilitas perusahaan.
Sehubungan dengan perhitungan laba rugi operasi dari setiap segmen, FASB statement No. 14 menyimpulkan bahwa sembilan pos khusus tidak dialokasikan ke segmen. Kesembilan pos tersebut adalah :
1. Pendapatan yang dihasilakan pada tingkat koorporasi tetapi tidak berasal dari operasi segmen industri.
2. Beban umum koorporasi
3. Beban bunga, kecuali yang berkaitan dengan segmen yang bergerak dengan segmen yang bergerak dibidang keuangan
4. Pajak penghasilan
5. Ekuitas pada laba rugi dari subsidiari-subsidiari yang tidak dikonsolidasiakan dan investee lainnya yang tidak dikosolidasikan
6. Keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan
7. Pos-pos luar biasa
8. Beban interes minoritas
9. Efek kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi
Mengidentifikasikan aktiva segmen
Sejumlah aktiva dapat dinyatakan dengan mudah sebagai aktiva dari suatu segmen karena aktiva tersebut digunakan secara ekslusif oleh segmen bersangkutan. Aktiva lain digunakan secara bersama-sama oleh beberapa segmen, ukuran pemakaiannya perlu ditetapkan serta digunakan sebagai dasar dalam mengalokasikan aktiva tersebut di antara segmen-segmen pemakai

Krisis Global

Secara rasional dampaknya terhadap Indonesia sangat kecil, karena hubungan ekonomi Indonesia dengan AS tidak ada artinya. Praktis tidak ada uang Indonesia yang ditanam ke dalam saham-saham AS yang sekarang nilainya merosot atau musnah. Hanya milik orang-orang Indonesia kaya dan super kaya yang tertanam dalam saham-saham perusahaan-perusahaan AS. Uang inipun jauh sebelum krisis sudah tidak pernah ada di Indonesia.

Krisis yang terjadi di Indonesia akibat krisis global, dampaknya tak lebih hebat daripada krisis yang terjadi pada tahun 1998. "Krisis kali ini tidak melebihi krisis 1998, tapi akan menimbulkan lebih banyak pengangguran. Hal ini, disebabkan karena pada tahun 1998 industri sedang berkembang dengan sangat bagus. Sedangkan, sekarang ini kondisi industri tidak seperti itu. Sekarang ini industri sedang melemah, sehingga nanti yang berkembang adalah sektor yang menjual barang yang tidak bias diperdagangkan kembali.

Walaupun demikian, Ancaman ke depan akan lebih dahsyat daripada pada tahun 1998 tersebut.
hal ini karena indutri manufaktur akan terus menurun, sehingga sektor informal membengkak. Selain itu, kredit macet akibat kartu kredit pun mempengaruhi. "Begitu juga dengan kredit motor dan kredit rumah melemah. Sementara itu impor membengkak.
Salah satu contoh kredit macet
Bank hipotik yang mengkhususkan diri memberikan kredit untuk pembelian rumah, dengan sendirinya mempunyai tagihan kepada penerima kredit yang menggunakan uangnya untuk membeli rumah. Jaminan atas kelancaran pembayaran cicilan utang pokok dan bunganya adalah rumah yang dibiayai oleh bank hipotik tersebut. Kita sebut tagihan ini tagihan primer, karena langsung dijamin oleh rumah, atau barang nyata. Tagihannya bank hipotik kepada para penerima kredit berbentuk kontrak kredit yang berwujud kertas. Istilahnya adalah pengertasan dari barang nyata berbentuk rumah. Karena kertas yang diciptakannya ini mutlak mewakili kepemilikan rumah sebelum hutang oleh pengutang lunas, maka kertas ini disebut surat berharga atau security. Pekerjaan mengertaskan barang nyata yang berbentuk rumah disebutsecuritization of asset.

Katakanlah bank hipotik ini bernama Bear Sterns. Bear Sterns mengkonversi uang tunainya ke dalam kewajiban cicilan utang pokok beserta pembayaran bunga oleh para penghutang atau debitur. Jadi uang tunai atau likuiditasnya berkurang. Namun Bear Sterns memegang surat berharga atau security yang berbentuk kontrak kredit atau tagihan kepada para debiturnya. Bear Sterns mengelompokkan surat-surat tagihan tersebut ke dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya mengandung surat tagih dengan tanggal jatuh tempo pembayaran yang sama. Setiap kelompok ini dijadikan landasan untuk menerbitkan surat utang yang dijual kepada Lehman Brothers (misalnya) dan bank-bank lain yang semuanya mempunyai nama besar. Yang sekarang dilakukan oleh Bear Sterns bukan menerbitkan surat piutang, tetapi surat janji bayar atau surat utang. Atas dasar surat piutang kepada ratusan atau ribuan debiturnya, Bear Sterns menerbitkan surat utang kepadaLehman. Uang tunai hasil hutangnya dari Lehman dipakai untuk memberi kredit lagi kepada mereka yang membutuhkan rumah. Seringkali untuk membeli rumah kedua, ketiga oleh orang yang sama, sehingga potensi kreditnya macet bertambah besar.

Penerbitan surat berharga berbentuk surat janji bayar atau promes disebut securitization of security. Bahasa Indonesianya yang sederhana “mengertaskan kertas.” Surat berharga ini kita namakan surat berharga sekunder, karena tidak langsung dijamin oleh barang yang berbentuk rumah, melainkan oleh kertas yang berwujud surat janji bayar oleh bank hipotik yang punya nama besar.

Lehman memegang surat utang dari Bear Sterns dan juga dari banyak lagi perusahaan-perusahaan sejenis Bear Sterns. Seluruh surat ini dikelompokkkan lagi ke dalam wilayah-wilayah geografis, misalnya kelompok debitur California, kelompok debitur Atlanta dan seterusnya. OlehLehman kelompok-kelompok surat-surat utang dari bank-bank ternama ini dijadikan landasan untuk menerbitkan surat utang yang dibeli oleh Merril Lynch dan bank-bank lainnya dengan nama besar juga. Kita namakan surat utang ini surat utang tertsier.

Demikianlah seterusnya, satu rumah sebagai jaminan menghasilkan uang tunai ke dalam kas dan bank-bank ternama dengan jumlah keseluruhan yang berlipat ganda. Media massa negara-negara maju menyebutkan bahwa bank-bank tersebut melakukan sliced and diced, yang secara harafiah berarti bahwa satu barang dipotong-potong dan kemudian masing-masing diperjudikan. Maka banyak bank yang debt to equity ratio-nya 35 kali.