Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Jakarta - Rasio kredit perbankan terhadap PDB Indonesia, idealnya bisa dikisaran 70% untuk menggerakan ekonomi dalam negeri khususnya sektor riil. Sampai akhir 2009, rasio kredit terhadap PBD baru di level 28%.
Menurut Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, rasio ketergantungan kredit perbankan Indonesia masih rendah. Jauh tertinggal dengan negara-negara Asia lain, seperti China, Korea Selatan dan Taiwan, yang masing-masing rasionya, 119%, 137% dan 175%.
Dengan rendahnya rasio yang dimiliki, maka pertumbuhan ekonomi tidak bergerak signifikan. "Indonesia idelanya bisa naik lagi di 60-70%. Namun faktor tingginya rasio ini memang lebih akibat kepastian keadilan, yang belum terlihat," papar Ichsan saat ditemui di Hotel Grand Hyaat, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (1/6/2010).
Ia menambahkan, untuk meningkatkan rasio kredit perbankan terhadap PDB, cara yang paling efektif adalah mempercepat pembangunan infrastruktur. Meskipun bukan menjadi wacana yang baru, namun langkah ini dinilai paling baik agar kontraktor dan subkontraktir dapat bergerak.
"Mereka kan nantinya memerlukan dana untuk pembangunan, dan bisa diambil dari kredit perbankan. Komoditas juga bisa mendorong kenaikan, namun kan tergantung harga komoditas dunia," jelasnya.
Ichsan pun mengingatkan, rasio kredit perbankan terhadap PDB jangan sampai mendekati level 100%. Pasalnya, ekonomi Indonesia akan sangat tergantung dari pergerakan industri perbankan.
Tidak hanya rasio kredit perbankan terhadap PDB yang rendah. Rasio kapitalisasi bursa saham juga mengalami hal yang sama, atau setara 40%.
Rasio ini masih lebih besar dari Meksiko (23%), namun jauh tertinggal dari Singapura (177%), Malaysia (95%) dan Korea Selatan (95%).
Komentar :
Perbankan adalah jantung perekonomian suatu bangsa , jadi jika suatu bangsa tersebut mempunyai perbankan yang sehat maka perekonomian bangsa tersebut akan baik. Tapi keadaan ini tidak dialami oleh bangsa Indonesia. Lembaga perbankan di Indonesia masih kurang dalam membantu pembangunan perekonomian Indonesia, hal tersebut terlihat dari masih kurangnya tingkat kredit yang diberikan bank kepada usaha kecil menengah. Saya berharap lembaga perbankan di Indonesia dapat memobilisasi pembangunan dalam sector rill, dan berlomba-lomba dalam memberikan kredit usaha kepada masyarakat usaha kecil menengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar