Selasa, 01 Juni 2010

Sumbangan Perbankan ke Perekonomian Masih Rendah

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Jakarta - Rasio kredit perbankan terhadap PDB Indonesia, idealnya bisa dikisaran 70% untuk menggerakan ekonomi dalam negeri khususnya sektor riil. Sampai akhir 2009, rasio kredit terhadap PBD baru di level 28%.

Menurut Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, rasio ketergantungan kredit perbankan Indonesia masih rendah. Jauh tertinggal dengan negara-negara Asia lain, seperti China, Korea Selatan dan Taiwan, yang masing-masing rasionya, 119%, 137% dan 175%.

Dengan rendahnya rasio yang dimiliki, maka pertumbuhan ekonomi tidak bergerak signifikan. "Indonesia idelanya bisa naik lagi di 60-70%. Namun faktor tingginya rasio ini memang lebih akibat kepastian keadilan, yang belum terlihat," papar Ichsan saat ditemui di Hotel Grand Hyaat, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (1/6/2010).

Ia menambahkan, untuk meningkatkan rasio kredit perbankan terhadap PDB, cara yang paling efektif adalah mempercepat pembangunan infrastruktur. Meskipun bukan menjadi wacana yang baru, namun langkah ini dinilai paling baik agar kontraktor dan subkontraktir dapat bergerak.

"Mereka kan nantinya memerlukan dana untuk pembangunan, dan bisa diambil dari kredit perbankan. Komoditas juga bisa mendorong kenaikan, namun kan tergantung harga komoditas dunia," jelasnya.

Ichsan pun mengingatkan, rasio kredit perbankan terhadap PDB jangan sampai mendekati level 100%. Pasalnya, ekonomi Indonesia akan sangat tergantung dari pergerakan industri perbankan.

Tidak hanya rasio kredit perbankan terhadap PDB yang rendah. Rasio kapitalisasi bursa saham juga mengalami hal yang sama, atau setara 40%.

Rasio ini masih lebih besar dari Meksiko (23%), namun jauh tertinggal dari Singapura (177%), Malaysia (95%) dan Korea Selatan (95%).

Komentar :
Perbankan adalah jantung perekonomian suatu bangsa , jadi jika suatu bangsa tersebut mempunyai perbankan yang sehat maka perekonomian bangsa tersebut akan baik. Tapi keadaan ini tidak dialami oleh bangsa Indonesia. Lembaga perbankan di Indonesia masih kurang dalam membantu pembangunan perekonomian Indonesia, hal tersebut terlihat dari masih kurangnya tingkat kredit yang diberikan bank kepada usaha kecil menengah. Saya berharap lembaga perbankan di Indonesia dapat memobilisasi pembangunan dalam sector rill, dan berlomba-lomba dalam memberikan kredit usaha kepada masyarakat usaha kecil menengah.

BI Rate dan Bunga SUN Bakal Naik di Akhir Tahun

Herdaru Purnomo - detikFinance
Jakarta - Pemerintah memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) akan mengalami kenaikan pada akhir tahun 2010. Hal tersebut akan memberikan dampak terhadap kenaikan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN).

"Kuartal IV-2010 atau di awal tahun 2011 ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, maka kalau seandainya perusahaan-perusahaan atau negara-negara yang ingin menghimpun dana internasional pasti pemilik modal akan minta return yang lebih tinggi. Itu sesuatu yang logis dan harus diantisipasi," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo usai rapat paripurna di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta, Selasa (01/06/2010).

Agus menjelaskan, suku bunga yang naik disebabkan karena tingkat inflasi yang akan naik. "Tahun ini malah kemungkinan akan ada penyesuaian harga listrik, jadi kita mesti siap-siap dan meyakinkan bahwa ekonomi kita terjaga dalam arti logistik bahan pokok baik, transportasi terjaga baik, infrastruktur baik sehingga peran dari inflasi bisa dikendalikan," tuturnya.

Menurutnya, saat ini tingkat bunga memang menjadi perhatian Kementerian Keuangan dan BI karena kondisi di negara Eropa. Apalagi, lanjut Agus, kondisi interbank di negara Eropa sudah mulai ketat.

"Jadi saya rasa kalau Eropa terus begini harus diwaspadai karena berdampak pada persepsi resiko dari investor dan pemilik modal dan itu bisa membuat penempatan dana di Indonesia dan negara berkembang akan harapkan return lebih tinggi," katanya.

"Kami merasa Kementerian Keuangan dan BI selalu berupaya supaya bisa tingkat bunga rata-rata bisa turun. Tapi kondisi di Indonesia di mana ada penyesuaian harga listrik membuat kita tidak terlalu optimis akan turun," imbuh Agus.

Komentar :

Saya rasa tidak seharusnya BI rate naik karena pada saat ini BI rate masih tinggi, apalagi sikap nakal bank-bank yang tidak mengikuti kebijakan – kebijakan BI, contohnya ketika pemerintah menurunkan BI rate para pihak bank tidak menurunkan tingkat BI rate , walaupun ada beberapa bank yang menurunkan tapi tidak sesuai dengan kebijakan BI.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta : Salemba Empat.
Hall, James. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Marshall B. Romney, Paul john steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta:Salemba Empat.
George H. Bodnar, William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta :
Salemba Empat.

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari pasien rawat inap pada Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah (HGA) yang terletak di JL. Raden Saleh No.42 Depok 16420. Untuk lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi, misi, strategi perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah (RS HGA) adalah sebuah rumah sakit swasta yang dikelola oleh PT Hasanah Graha Afiah yang didirikan pada tanggal 26 Juni 2002 berdasarkan akte notaris Ny. Ismiati Dwi Rahayu SH Nomor 16 yang disetujui oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C26251 HT.01.01 TH 2003 tanggal 6 November. Rumah sakit ini berawal dari sebuah Rumah Bersalin (Surat Izin Dinkes Kota Depok No. 445.5/1327/VIII-Yankes; tanggal 9 Agustus 2004) dan Balai Pengobatan Umum (Surat Izin Dinkes Kota Depok No. 445/1326/VIII-Yankes; tanggal 9 Agustus 2004) dengan pelayanan dokter umum 24 jam, poli kebidanan dan poli anak. Namun pada perkembangannya para Komisaris PT. Hasanah Graha Afiah: dr. Maman Hilman, Sp.OG; dr. Huda Hilman Sp.A; Bp. Salim Alatas dan Bp Kazim Salim sepakat untuk mengubah status operasionalnya menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak dan mendapatkan izin operasional sementara dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat No. YM.02.04.3.5.2310 pada tanggal 9 Januari 2006, pada tahun 2008 bulan Agustus mendapat izin smentara menjadi Rumah Sakit Umum.


3.1.2 VISI & MISI PERUSAHAAN
Berdirinya suatu perusahaan pasti memiliki suatu tujuan yang merupakan suatu titik tolak agi segala pemikiran dalam suatu perusahaan. Dari tujuan tersebut maka dapat dilihat suatu arah atu cara suatu perusahaan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan .
3.1.2.1 Visi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah
Menjadikan RS Hasanah Graha Afiah sebagai rumah sakit andalan keluarga Kota Depok dan sekitarnya dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya dengan harga yang terjangkau.”
3.1.2.2 Misi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah adalah:
1. Memberikan pelayanan yang menyeluruh bagi perawatan ibu dan anak secara profesional dan bertanggung jawab
2. Memberikan pelayanan yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan
3. Memberdayakan SDM secara berkesinambungan sebagai tulang punggung pelayanan dan mitra yang dapat diandalkan
4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman, bersemangat, disiplin, bertanggungjawab dan solid diantara keluarga besar RS HGA dengan menerapkan manajemen yang efisien, efektif, mandiri dan bermutu untuk kemajuan bersama.
3.1.3 Strategi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah
1. Peningkatan mutu sumber daya manusia
2. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3. Pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
RS HGA dipimpin oleh seorang Direktur. Dalam operasionalnya Direktur dibantu enam orang Manajer : Manajer Pelayan Medis, Manajer Penunjang Medis, Manajer Pelayanan Umum, Manajer Sumber Daya Manusia, Manajer Marketing & Sistem Informasi, Manajer Akuntansi & Keuangan Serta Manajer Keperawatan. KOMITE MEDIS membantu manajemen dalam menentukan kebijakan medis. Masing-masing Manajer dibantu oleh unit-unit teknis sesuai dengan fungsi organisasi yang sudah ditetapkan (tergambar dalam struktur organisasi).
1. Direktur
Direktur rumah sakit HGA mempunyai tugas untuk memimpin, meyusun kebijaksanaan, membina pelaksanaan, serta mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Manajer pelayan medis
Tugas manajer pelayan medis sebagai berikut :
a. Mengawasi kegiatan – kegiatan dibidang medis.
b. Menyusun laporan pertanggung jawaban terhadap penyelenggaraan kesehatan.
c. Menyusun kebutuhan pelayanan medis.

3. Manajer penunjang medis
Tugas manajer penunjang medis sebagai berikut :
a. Mengawasi kegiatan – kegiatan penunjang medis.
b. Kegiatan pelayanan penunjang dan menjamin terlaksananya kegiatan peningkatan mutu berkelanjutan, pelaksanaan kegiatan kebijakan manajerial tentang layanan penunjang

4. Manajer pelayanan umum
Manajer pelayanan umum memiliki tugas untuk melakukan pelaksanaan dan pengawasan urusan umum.
5. Manajer sumber Daya Manusia
Tugas manajer Sumber Daya Manusia sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan.
b. Melakukan pengkajian dan pengembangan terhadap sumber daya manusia.
c. Melakukan pendidikan dan pelatihan

6. Manajer marketing & sistem informasi
a. Melakukan pengumpulan dan pengelolaan data
b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan sisitem informasi manajemen.

7. Manajer akuntansi & keuangan
Tugas manajer akuntansi & keuangan
a. Membuat dan mengumpulkan bukti – bukti transaksi sebagai dasar dibuatnya laporan kuangan.
b. Menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan selama produksi.
c. Membuat anggaran penerimaan kas dan pengeluaran kas.




Gambar 3.1
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT HGA


3.1.5 FASILITAS PELAYANAN
RS HGA mempunyai fasilitas dan peralatan dasar untuk memenuhi pelayanan yang meliputi:
1. Pelayanan Gawat Darurat dan Ambulans
2. Pelayanan Rawat Jalan
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Penunjang Medis

3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus, yaitu meneliti salah satu masalah dalam perusahaan kemudian dibandingkan dengan teoi yang ada.
Dalam melakukan tinjauan penulis menggunakan analisis deskriptif.
’’Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang’’(Moh. Nazir, 2003:54).

3.2.1 Teknik Pengumpula Data
Teknik pegumpulan data yang dilakukan yaitu:
1. Penelitian lapangan
a. Observasi
Penulis mendatangi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah dan mengamati secara lagsung aktivitas yang dilkukan Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah.
b. Wawancara
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan wawancara secara singkat dengan beberapa personil Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah guna memperoleh data primer berupa hasil penelitian mengenai sisem informasi akuntansi Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah.
2. Studi kepustakaan (Library Research)
Penulis memperoleh data yang bersifat teoritis dengan cara mempelajari buku buku maupun literatur – litratur serta bahan – bahan lain yang berhubungan dan relevan dengan pokok bahasan penulisan ilmiah ini.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfugsi dengan tujuan yang sama(Ahall james, sistem informasi akuntansi, 2006:3)
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yang berinterasi untuk mencapai suatu tujuan- tujuan(romney, paul john steinbart,sistem informasi akuntansi, 2006:3)

Sistem adalah Sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2003:2).

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan ( Zaki Baridwan, 1994:3)
Dari kempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah prosedur atau susunan yang saling berhubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dan antara komponen yang satu dengan yang lain yang telah dikoordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi mencapai tujuan yang sama.


2.1.2 Sistem informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi yang berorientasi pada keputusan, untuk para manajer. Sistem informasi manajemen menyediakan berbagai informasi di luar yang berkaitan dengan data processing dalam organisasi. Sistem informasi menyadari bahwa para manajer di dalam organisasi mengunakan dan membutuhkan informasi untuk dasar pengambilan keputusan, dan bahwa sistem informasi berbasis komputer dapat menyediakan informasi kepada manajer.
Banyak organisasi yang menerapkan konsep sistem informasi manajemen untuk bidang – bidang fungsional tertentu dalam organisasi, seperti sistem pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia.
Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi produksi adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk diguakan oleh fungsi sumber daya manusia ( yaitu fungsi kepegawaian). Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.

2.1.3 Sistem informasi Akuntansi
2.1.3.1 Pengertian sistem informasi akuntansi
’’An acconting information system(AIS) is a system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers’’(romney, 2006:6).
’’Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi’’(george H. Bodnar, william S. Hopwood, sistem informasi akuntansi, 2003:1)
‘’Sistem informasi akuntansi adalah seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi yang berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan memproses data’’(Midjan, Azhar susanto, sistem informasi akuntansi, 2003:11)
Berdasarkan ketiga definisi diatas, pengertian sistem informasi akuntansi dapat disimpulkan sebagai seperangkat sumber daya manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi yang berkewajiban dalam pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan yang berguna sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

2.1.3.2 Unsur – unsur sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:3) yaitu :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yag dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Inftrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam hal pengambilan keputusan, sistem informasi harus meliputi aktifitas :
1. Mengumpulkan data transaksi dan data lainya, kemudian memasukkan data ke dalam sistem informasi akuntansi.
2. Memproses data.
3. Menyimpan data untuk keuntungan di masa yang akan datang.
4. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh pengguna, guna untuk menyusun suatu laporan keuangan.
5. Mengendalikan keseluruhan proses sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat diandalkan.

2.1.3.3 Fungsi mendasar sistem informasi akuntansi
Dalam sistem informasi akuntansi ada tiga fungsi mendasar yaitu : (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:3)
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas-aktiviatass tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yag berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal- hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
2.1.3.4 Tujuan Pengembangan Sistem informasi Akuntansi
Tujuan sistem informasi akuntansi (M. Fakhri, 2004:5) adalah
1. Untuk mendukung operasi harian
Dalam beroperasi setiap hari, perusahaan melakukan sejumlah peristiwa bisnis yang disebut transaksi. Transaksi ini menunjukkan adanya pertukaran yang bernilai ekonomis. Transaksi diproses oleh media sistem pemrosesan transaksi(transaction processing system/TPS) yang merupakan subsistem dari sistem informasi akuntansi. Setiap TPS melakukan tahap-tahap tertentu ssuai desain sistem. Denagn adanya sistem informasi akuntansi diharapkan dapat melancarkan operasi yang dijalankan perusahaan.
2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern perusahaan
Keputusan harus dibuat oleh perusahaan untuk merencanakan dan mengendalikan jalannya perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pemrosesan informasi, melalui transaksi yang diproses.
3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan
Dengan sistem informasi akuntansi diharapkan mendapatkan informasi yang akan membantu perusahaan untuk mengelola aktivitas kegiatannya seefektif dan seefisien mungkin.

2.1.3.4 Sistem Akuntansi Informasi Dalam Perusahaan Manufaktur
Kegiatan pokok perusahaan manufaktur terdiri dari : desain dan pengembangan produk pengelolaan bahan baku menjadi produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli. Untuk menangani kegiatan pokok perusahaan, umumnya dirancang sistem akuntansi yang terdiri dari: (Mulyadi, 2003:15 ).
1. Sistem akuntansi pokok
Sistem akuntansi pokok merupakan organisasi formulir, catatan, dan laporan. Sistem akuntansi dalam perusahaan manufaktur terdiri atas formulir atau dokumen(business papers, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan. Unsur-unsur sistem akuntansi ini diranncang oleh manajemen untuk menyajikan informasi keeuangan bagi kepentingan pengelolaan perusahaan dan pertanggung jawaban keuangan kepada pihak luar perusahaan ( seperti investor, kreditur, dan kantor pelayanan pajak).
2. Sistem akuntansi piutang
Sistem akuntansi piutang dirancang untuk mencatatat transaksi terjadinya piutanng dan berkurangnya piutang. Terjadinya piutang berasal dari penjualan kredit dan berkurangnya berasal dari transaksi retur penjualan dan penerimaan kass dari piutang. Transaksi berkurangnya piutang yang timbul dari transaksi penerimaan kas dari piutang dikelompokkan dalam sistem akuntansi kas.
3. Sistem akuntansi utang
Sistem akuntansi utang dirancang untuk mencatat transaksi terjadinya utang dan berkurangnya utang. Terjadinya utang berasal dari transaksi pembelian kredit dan berkurangnya utang berasal dari transaksi retur pembelian dan pelunasan utang. Transaksi pelunasan utang dikelompokkan ke dalam sistem akuntansi kas
4. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan
Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya.
5. Sistem akuntansi biaya
Sistem akuntansi biaya dirancang untuk pengendalian produksi dan pengendalian biaya.sistem ini terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
- Prosedur order produksi
- Prosedur pengumpulan biaya produksi dan non produksi
6. Sistem akuntansi kas
Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas. Sistem ini terdiri dari jaringan prosedur berikut ini :
- Prosedur penerimaan kas
- Prosedur pengeluaran kas
- Prosedur dana kas kecil
7. Sistem akuntansi persediaan
Sistem akuntansi persediaan dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan mutasi persediaan yang disimpan di gudang.
8. Sistem akuntansi aktiva tetap
Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan mutasi aktiva tetap. sistem ini terdiri dari jaringan prosedur brikut ini :
- Prosedur pengadaan aktiva tetap
- Prosedur penghetiaan pemakaian aktiva tetap
- Prosedur depresiasi aktiva
- Prosedur penempatan aktiva tetap

2.1.3.5 Sistem informasi akuntansi bagi perusahaan not profit
Kebutuhan sistem informasi akuntansi yang memadai bagi sebuah perusahaan not profit memiliki perbedaan dengan perusahaan yang brtujuan laba. Perbedaan ini nampak pada laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan. Laporan yang dihasilkan lebih mengarah pada evaluasi performa kerja yang diukur bukan dari profit perusahaan, tapi lebih mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan dana sesuai dengan angaran atau tidak. Untuk itu dalam sistem informasi akuntansinya tidak didefinisikan secara khusus tentang siklus pendapatan dan pengeluaran bagi perusahaan non profit.
Secara umum perusahaan – perusahaan dikelompokkan berdasarkan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan penerimaan pengeluaran dan sumber daya.siklus penerimaan mencakup pencatatan seluruh transaksi hingga menghasilkan laporan penerimaan kas. Siklus pengeluaran meliputi pencatatan terhadap pengeluaran dan transaksi persediaan. Sedangkan transaksi yang berhubungan dengan sumber daya manusia adalah aktifitas penggajian(moscove, 1997). Sedangkan menurut (Romney, 2006) ada 2 siklus lain yang termasuk dalam sistem informasi akuntansi selain dari 3 siklus diatas yaitu siklus produksi dan siklus pelaporan keuangan.
Perusahaan non profit adalah sebuah organisasi yang memiliki 3 karakteristik yang berbeda dengan usaha bisnis lainnya. 3 karakteristik tersebut adalah : 1) Adanya kontribusi sumber daya dari penyandang dana yang tidak mengharapkan adanya pengembalian sebanding. 2) operasional perusahaan tidak bertujuan menyediakan barang tau jasa dengan maksud laba. 3) tidak adanya kepentingan pemilik seperti perusahaan pada umumnya (Wilson, 2004).
Sektor non profit meliputi : 1) Healt care, termasuk di dalamnya Rumah sakit, klinik, healt care center, dan fasilitas spesial lain. 2) Education, termasuk di dalamnya antara lain Sekolah dasar, Sekolah menengah, Sekolah mengah umum, perpustakaan, universitas dan pelayanan lain yang berhubungan dengan pendidikan. 3) social and legal services, antara lain individual and family sosial services, housing, pelatihan pekerja dan lembaga rehabilitasi, day care, dan tindakan – tindakan legallain yang berhubungan dengan pelayanan sosial. 4) civic and social, termasuk organisasi pengacara, organisasi HAM, dan organisasi masyarakat lain. 5) Art and culture, termasuk orchestras, theatre groups, museums, art gallries, botanical and zoological garden ( Alceste, 1996).
2.1.3.6 sistem informasi Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2003:500)
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama : penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang( mulyadi,2003)

1. Penerimaan kas dari penjualan tunai
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang yang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian di serahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan jasa berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas. (Mulyadi, 2003:455)

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalalm tiga prosedur adalah:

1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan kas dari over-the counter sale dengan langkah pembeli memesan barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di Bagian Penjualan; Bagian Kas menerima pembayaran dari Pembeli dapat berupa uang tunai, cek pribadi atau kartu kredit; Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
2. Penerimaan Kas dari COS Sales
Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.
Prosedur yang dilaksanakan COD Sales adalah Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos; Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi formulir COD Sales di kantor pos; Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD Sales sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima; Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD Sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD Sales; Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD Sales dan pembeli memperoleh barang yang telah dipesan; Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD Sales telah dilaksanakan. Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD Sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari pembeli..
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale
Credit Card merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam over-the counter sales maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam Over-the Counter Sale, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang.
Kartu kredit dapat digolongkan menjadi Kartu Kredit Bank (Bank Cards), Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards), dan Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards).

a. Kartu Kredit Bank (Bank Cards)
Kartu Kredit Bank yang banyak beredar adalah Visa dan Master Card, yang secara sengaja memperoleh kredit dari bank. Perusahaan yang menerima pembayaran dengan kartu ini dapat memperoleh uang tunai dari bank dengan menukarkan Copy Credit Card Sales Slip ke bank yang bersangkutan. Bank setiap bulan sekali menagih pemegang kartu kredit, yang telah digunakan untuk transaksi pembelian dalam jangka waktu sebulan sebelumnya.

b. Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards)
Kartu Kredit Perusahaan ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para pelanggannya, pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang telah menerbitkannya. Penagihan harga barang yang telah dibeli oleh perusahaan dilakukan pada akhir bulan atau tanggal tertentu, penjualan melalui kartu ini pada dasarnya merupakan kredit.

c. Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards)
American Express, Diner’s Club, dan Cartel Blance termasuk dalam Travel and Entertainment Club, yang pada umumnya digunakan dalam bisnis restaurant, hotel, dan motel. Perusahaan penjual barang
menguangkan Credit Card Sales, slip dari transaksi penjualannya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Jurnal untuk mencatat penjualan dengan menerima kartu kredit jenis ini tidak berbeda dengan jurnal penjualan dengan menerima kartu kredit bank.
Credit Card Sale adalah transaksi penjualan tunai (yang merupakan bentuk lain Over-the Counter Sale) yang pembeli melakukan dengan menggunakan kartu kredit.


2. Penerimaan kas dari piutang
Berdasarkan Pedoman Akuntansi Rumah Sakit, Piutang pada entitas Rumah Sakit (Hospital Entity) dikelompokkan menjadi :
1. (Service Receivable) Piutang Pelayanan , yang dibagi lagi menjadi
a. (Social security receivables) Piutang Jaminan Sosial
b. ( Company’s insurance receiveable) Piutang Jaminan Perusahaan
c. (Insurance receivables) Piutang Asuransi.
d. (Individual insurance receivables) Piutang jaminan perorangan
e. (Patient Receivable) Piutang pasien dalam perawatan
Account Receivable / Piutang diatas diakui (recognized ) setelah selesainya pemberian pelayanan kepada pasien kecuali untuk poin e. Untuk poin e Piutang diakui pada saat jasa telah diberikan.
2. (Other Receiveable) Piutang Lain-lain
a. (Employee Receivable) Piutang pegawai/karyawan
b. (Lease Receivable) Piutang sewa (ruang/tempat dan fasilitas)
Siklus penerimaan kas sangat penting bagi perusahaan karena :
Pertama, Siklus penerimaan kas mendukung rutinitas kerja departemen yaitu mengambil, mencatat, dan menghubungkan hasil data yang merupakan hasil dari tagihan ke customer, mengatur akun customer, dan mengumpulkan jumlah kewajiban dari customer.
Kedua, siklus penerimaan kas mendukung proses pemecahan masalah seperti mengatur fungsi pengendalian dan perbendaharaan.
Ketiga , siklus penerimaan kas mendukung pembuatan laporan eksternal dan internal.
Penerimaan kas mempunyai posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi. Suatu organisasi membutuhkan suatu proses penagihan yang cepat, diikuti dengan pemantauan piutang dan proses pengumpulan kas yang cepat untuk mengubah pemberian jasa menjadi pedapatan dalam jangka waktu tertentu.

2.1.4 Pencatatan Akuntansi Penerimaan kas
2.1.4.1 Pencatatan Akuntansi Penerimaan Kas Rawat Inap Untuk Pasien Non Panel
· Pada saat pasien mendaftar
Piutang sementara xxx
Pendapatan administrasi xxx
· Pada saat pasien membayar uang muka
Kas xxx
Uang muka pasien xxx
· Pada saat pasien perawatan
Piutang perawatan xxx
Pendapatan obat/farmasi xxx
Pendapatan penunjang – radiologi xxx
Pendapatan penunjang – laboratorium xxx
Pendapatan jasa medis xxx
Pendapatan sewa kamar xxx
· Pada saat pasien pulang
- Jika dibayar Tunai
Uang muka xxx
Piutang sementara xxx
* untuk mengakui uang muka sebagai pelunasan piutang oleh pasien
Kas xxx
Piutang perawatan xxx
* untuk mencatat sisa total biaya perawatan setelah dikurangi uang muka


2.1.4.2 Pencatatan Akuntansi penerimaan kas Rawat Inap untuk Pasien panel
· Pada saat pasien mendaftar
Piutang jaminan sosial/asuransi/perorangan xxx
Pendapatan administrasi xxx
· Pada saat pasien perawatan
Piutang perawatan xxx
Pendapatan obat/farmasi xxx
Pendapatan penunjang – radiologi xxx
Pendapatan penunjang – laboratorium xxx
Pendapatan jasa medis xxx
Pendapatan sewa kamar xxx
· Pada saat pasien pulang
- Jaminan sosial
Piutang jaminan sosial xxx
Piutang perawatan xxx
- Jaminan perusahaan
Piutang jaminan prusahaan xxx
Piutang perawatan xxx

- Jaminan asuransi
Piutang jaminan asuransi xxx
Piutang perawatan xxx
- Jaminan perorangan
Piutang jaminan perorangan xxx
Piutang perawatan xxx
2.1.3.4 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Pelayanan Jasa Kesehatan Masyarakat
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pelayanan jasa kesehatan masyarakat adalah :
1. Fungsi Bagian Pendaftaran
Dalam sistem akuntansi, Fungsi pendaftaran bertanggung jawab untuk menerima pasien. Apabila pasien tersebut belum pernah menjadi pasien di rumah sakit maka data pribadi pasien yang bersangkutan dicatat dan diberi nomor registrasi baru yang unik. Sedangkan apabila pasien tersebut bukan pasien baru maka detil data pribadi tidak perlu dicatat lagi. Data-data ini menjadi bagian dari data medical record pasien yang bersangkutan. Setelah dicatat data pribadinya, pasien ditanya keluhannya untuk diputuskan diarahkan ke unit pelayanan yang mana. Data medical record untuk dokter melalui perawat kemudian diarsip tetap, dan faktur pembyaran lalu surat pengantar untuk bagian pembayaran.
2. Fungsi dokter
Dokter bertanggung jawab untuk mencatat keluhan pasien pada kartu catatan medis dengan melakukan diagnosa kepada pasien untuk dibuatkan surat pengantar untuk pasien.



3. Fungsi pembayaran dan pengambilan obat
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima pembayaran dan pengmbillan obat melalui surat pengantar yang dicocokkan dengan faktur pembayaran dari dokter.
Fungsi keuangan
Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk mengelola keuangan yang ada dari faktur pembayaran dan bukti setoran lainnya yang kemudian disetorkan kepada bagian akuntansi.
4. Fungsi akuntansi
Bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan uang, fungsi pencatat uang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi yang terjadi kedalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan untuk kepentingan dokumen.

2.2 Alat Analisis
2.2.1 Flowchart
Bagan alir (Flowchart) adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:191)
Flowchart menggunakan seperangkat simbol untuk mengambarkan prosedur pemrosesan transaksi yang dipakai oleh perusahaan dan arus data yang melalui sistem.

Simbol flowchart dibagi menjadi 4 simbol, yaitu : (Marshall B. Romney, Paul john steinbart, 2006:198)
1. Simbol input/output, menggambarkan media/perangkat yang menydiakan input atau mencatat output dari suatu proses.
2. Simbol proses, menunjukkan peralatan yang digunakan untuk memproses data atau untuk menandakan bahwa pemrosesan telah diselesaikan secara manual.
3. Simbol penyimpanan, menggambarkan peralatan untuk menyimpan data yang tidak sedang di gunakan oleh sistem.
4. Simbol alir dan lain-lain, menggambarkan aliran data dan barang serta operasi-operasi lain.

Gambar 2.1. simbol input/output flowchart
Simbol Nama Keterangan
Dokumen Sebagai formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.
Dokumen dan tembusanya Digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusanya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.
Catatan Untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.







Gambar 2.2. simbol proses flowchart
Simbol Nama keterangan
Proses komputer Sebagai fungsi pemrosesan oleh komputer, biasanya menghasilkan perubahan data atau informasi
Operasional manual Pemrosesan operasional secara manual






Gambar 2.3. simbol penyimpanan flowchart
Simbol Nama Keterangan
Magnetik disc Data disimpan secara Permanen pada magnetik disc, digunakan untuk file- file utama (master)
File File dokumen secara manual Disimpan dan dibuka kembali, berdasarkanN= Nomor A = Alphabet T = Tanggal
Pita magnetik Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik
On–line storage Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line(didalam memory komputer


simbol Nama Keterangan
Aliran dokumen dan proses arah aliran dokumen dan proses, aliran normal adalah ke bawah dan ke kanan
Obyek fisik Obyek fisik berupa barang
Hubungan komunikasi Pengiriman data dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui jalur komunikasi
Keputusan Tahap pembuatan keputusan, digunakan dalam flowchart program komputer
Catatan keterangan Tambahan komentar atau penjelasan
Penghubung pada halaman berbeda ( off-page connector) Menggambarkan bagan alir suatu sistem akunntansi dierlukan lebih dari satu halaman.
Pengubung pada halaman yang sama ( one-page connector) Simbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi pada halaman yang sama

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan dan kemajuan diberbagai bidang membawa dampak yang luas dalam semua aspek kehidupan. Tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Dengan peningkatan taraf hidup (sosial ekonomi) masyarakat yang disertai dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya ilmu pengetahuan terutama dibidang kedokteran menyebabkan tuntutan masyarakat akan kuantitas dan kualitas dari pelayanan kesehatan di Rumah sakit semakin besar. Untuk itu Rumah sakit harus mampu memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.
Rumah sakit sebagai badan usaha yang memiliki fungsi sosial (nirlaba) tetap membutuhkan akuntansi untuk pencatatan atas aktiva yang dimiliki dan kegiatan operasional yang dilaksanakannya. Salah satu faktor yang dapat memajukan atau mengembangkan perusahaan adalah sistem informasi akuntansi yang digunakan, Sistem informasi akuntansi yang andal sangat diperlukan dalam memelihara dan menjaga aset yang dimiliki oleh suatu badan usaha, Oleh karena itu perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansinya.
Kebutuhan akan informasi keuangan pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi keuangan yang didapatkan untuk kegiatan bisnis adalah sebagai dasar dari pengambilan keputusan dengan adanya sistem informasi akuntansi, penyajian informasi keuangan yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan cepat di dapat, tepat waktu, akurat, dan relevan.
Peranan sistem informasi akuntansi sangat besar bagi perusahaan karena merubah dari pencatatan transaksi yang “kurang tertib” menjadi pencatatan yang “sistemik” (akuntabel). Sistem informasi akuntansi dapat merepresentasikan semua informasi yang bersifat keuangan selama perusahaan tersebut berjalan. Penggunaan bagan alur berupa flowcart dalam merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai alat bantu dasar dalam membangun sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan.
Hal - hal tersebut diatas perlu menjadi perhatian Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah sebagai pelayan kesehatan masyarakat yang telah mengabdi sejak tahun 2002. Sistem pencatatan akuntansi Penerimaan kas dari pasien rawat inap harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar tidak terjadi “penyelewengan”. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang memadai untuk dapat mengawasi seluruh proses penerimaan kas dari pasien rawat inap
Berdasarkan dari uraian- uraian sebelumnya dapat kita ketahui tentang betapa pentingnya sistem informasi akuntansi bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu dalam penulisan ilmiah ini penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan mengambil judul “ SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT HASANAH GRAHA AFIAH ”

1.2 Rumusan Masalah
Adapun pokok permasalahan yang menjadi rumusan oleh penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang diterapkan oleh Rumah sakit Hasanah Graha Afiah?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk pencatatan transaksi penerimaan kas pasien rawat inap model non panel ?
3. Bagaimana perlakukan akuntansi untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari pasien rawat inap model panel ?

1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan pada
1. Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap model panel.
2. Sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap model non panel.
3. Dengan menggunakan bagan alir dokumen (flowchart).

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sistem Informasi Akuntansi penerimaan kas yang digunakan oleh Rumah Sakit Hasanah Graha Afiah.
2. Ingin mengetahui perlakuan akuntansi untuk transaksi penerimaan kas dari pasien rawat inap.

1.5 Manfaat Penelitian
Melalui hasil – hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi :
1. Bagi penulis
Menambah wawasan serta pengetahuan dalam mendalami perlakuan akuntansi untuk transaksi penerimaan kas dari pasien rawat inap, serta menambah pemahaman tentang sistem informasi akuntansi.
2. Bagi Rumah sakit
Penulisan ilmiah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi Rumah sakit sebagai masukan atau rujukan dalam menentukan sistem inforrmasi akuntansi dan perlakuan akuntansi berdasarkan PSAK.

1.6 Metode Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode :
1. Penelitian lapangan ( Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data langsung dari objek yang dipilih, mengadakan pengamatan dengan menganalisis objek secara langsung serta mengadakan wawancara dengan pihak manajemen keuangan untuk mendapatkan data yang terkait dengan penulisan ilmiah ini.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis memperoleh data yang bersifat teoritis dengan cara mempelajari buku buku maupaun literatur – litratur serta bahan – bahan lain yang berhubungan dan relevan dengan pokok bahasan penulisan ilmiah ini.

1.7 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini adalah :
1. Data Primer
Adalah data yang dikumpulkan sendiri langsung melalui objeknya. Data tersebut hanya terbatas dan untuk memperolehnya penulis melakukan riset atau penelitian secara langsung ke Rumah sakit , serta mengadakan wawancara kepada pihak manajemen Rumah sakit.
2. Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dari sumber lain diluar data primer seperti buku – buku, diktat – diktat, bahan – bahan lain yang relevan dengan topik penulisan ilmiah.

1.8 Sistematka Penulisan
Penulisan ilmiah ini disajikan dalam lima bab, secara garis besar berisi hal – hal sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menggunakan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, sumber data, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menggunakan tentang dasar – dasar teori dari berbagai sumber yang terkait dengan topik penulisan ilmiah dan dijadikan bahan acuan dalam membahas masalah – masalah yang ada meliputi
BAB III : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, strukur organisasi dan kegiatan usaha, serta kegiatan operasional Rumah sakit Hasanah Graha Afiah (HGA)
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan bagaimana sisitem informasi akuntansi penerimaan kas dari pasien rawat inap Rumah sakit Hasanah Graha Afiah (HGA), serta perlakuan pencatatan akuntansinya.
BAB V : PENUTUP
Setelah membahas permasalahan yang ada, penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan dari hasil analisa pembahasan dan saran- saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dan pembaca.